Playlist

Kamis, 21 November 2013

Remember Me (Inspired by @nabilahJKT48)



Hari itu di sebuah kafe..  Saat itu sedang hujan. Suasana nya sepi, ga terlalu sepi sih.. Ada beberapa orang yang sedang bercanda satu sama lain. Ada yang sedang membaca Koran. Aku hanya menikmati secangkir cokelat hangat sembari menikmati hujan di pojokan cafĂ©. Pandangan ku tertuju pada seorang perempuan. Dia sedang menikmati minumannya sembari melihat ke jendela. Dia seperti memikirkan sesuatu, sesuatu yang sangat dia ingin pecahkan. Berselang beberapa lama, dia meninggalkan kafe itu.

Keeesokan hari nya aku kembali ke kafe itu, karena memang aku setiap sore ke kafe itu. Aku kembali melihat wanita itu. Di tempat duduk yang sama, posisi yang sama. Karena penasaran, aku memberanikan diri untuk menghampirinya.
“Hey” sapaku.
“Hey” sapanya balik.
“Boleh duduk disini?”
“Silahkan..”
“Oiya, namaku Andre. Kamu?”
“Aku Nabilah”
“Kalo boleh tau, kamu nungguin orang atau emang sendiri?”
“Emang sendiri kok hehehe”
“Kamu sering kesini?”
“Iya, aku suka ngabisin waktu sore aku disini..”
“Maaf ya jadi banyak nanya hehehe”
“Iya ngga papa, eh aku pulang dulu ya ndre..”
“Yaudah, hati-hati ya. Minumnya biar ntar aku yang bayar.
“Iya, makasih ye” sambil tersenyum dan meninggalkan kafe itu. Hari itu aku senang sekali, setidaknya aku sudah tau namanya, dan ternyata dia orangnya cukup ramah.

                Hari ketiga aku melihatnya lagi, di posisi yang sama, dengan minuman yang sama. Aku pun menghampirinya.
“Hay bil.”
“Hay.. Kamu siapa?”
“Loh, kamu ngga inget aku?”
“Ngga, kamu siapa ya?”
“Oh maaf aku kira temen aku, soalnya mirip sih hehehe.”
“Iya nggapapa.”
Lalu aku pergi ke tempat ku biasa duduk. Nabilah tiba-tiba tidak mengingatku sama sekali. Dengan raut kebingungan aku memanggil pelayan.
“Eh mas Andre, mau pesan apa mas?”
“Minuman biasa mba. Eh mba, mba kenal sama cewe yang disana itu?” sambil menunjuk nabilah.
“Oh itu, dia emang suka duduk disini mas.Dia juga suka mesan hal yang sama, tempat yang sama.”
“Oh gitu ya mba. Yaudah, makasih ya mba.”
“Iya mas.” Lalu pelayan itu pergi. Beberapa saat kemudian, ketika aku sedang menikmati minuman ku, Nabilah meninggalkan kafe itu. Karena penasaran ku belum terpuaskan, aku segera menghabiskan minumanku dan pergi mengikutinya. Ternyata rumah kami sejalur, dan dia menggunakan motor matic nya. Dan akhirnya aku tau rumahnya.

                Hari ke empat. Aku menunggu di jalur yang biasa dia lewati, dengan skenario perbaikan jalan, aku memberanikan diri untuk membentangkan palang dan kebetulan Nabilah datang.
“Maaf mba, mba mau kesana?” kataku menyamar sebagai petugas yang memperbaiki jalanan.
“Iya mas, kenapa ya?” katanya kebingungan.
“Maaf mba, anda ngga bisa lewat sini, karena jalannya sedang di perbaiki. Oiya, nama saya Andre, nama mba?”
“Saya Nabilah”
Lalu pembicaraan kami melebar. Sampai tiba-tiba ban motor Nabilah bocor.
“Ban aku bocor, gimana nih.. Mana cuacanya mau hujan lagi.”
“Yaudah, pulang bareng aku aja.”
“Serius? Boleh deh”
Aku pun mengantarkan Nabilah, dan sampailah di rumhanya.
“Kok kamu tau rumah aku sih?”
“Cuman nebak doang hehhe”
“Yaudah, masuk-masuk ndre.”
“Oke bil.”
“Kamu tunggu disini dulu ya, aku mau ganti baju”
“Iya bil..”
Lalu, ibunya datang.
“Eh, kamu temennya Nabilah ya? Andre kan?”
“Iya tante heheheeh.”
“Maafin Nabilah ya ndre kalo dia bikin kamu shock kalo dia ngga ingat kamu.”
“Iya tante ngga papa kok. Kalo boleh tau, Nabilah begitu kenapa ya tante?”
“Dia dulu pernah kecelakaan, Ayahnya meninggal, dan kepalanya terbentur sesuatu. Dari hari itu dia sering murung ndre. Tapi, semenjak dia ketemu kamu,  dia selalu ceria, dia selalu menyanyikan lagu yang sama.”
“Lagu apa itu tante?”
“Lagu itu, lagu yang ngingetin tante pas pertama kali ketemu almarhum suami tante.”
“Maaf tante, saya jadi bikin tante sedih.”
“Ngga papa ndre, tante bersyukur lagi kamu bisa bikin Nabilah ceria lagi, makasih ya!”
“Iya tante sama-sama. Tante, saya pemit pulang dulu ya, nanti motor Nabilah biar saya yang nganter. Bilangin salam ke Nabilah hehehe”
“Iya, makasih ya ndre. Maaf Nabilahnya kelamaan.”
“Iya tante ngga papa.”
Aku pun pulang. Aku senang bisa mengetahui semuanya, dan mulai saat itu, aku bertekad untuk membuatnya sembuh.

 Aku pun belajar dengan giat, demi menjadi dokter otak, sehinigga bisa menyembuhkan penyakit yang di derita Nabilah. Akhirnya aku mendapatkan beasiswa ke luar negri. Aku belajar lebih giat lagi dan akhirnya beberapa tahun kemudian, aku kembali ke Indonesia dan mendatangi rumah Nabilah.
“Permisi..”
“Iya, sebentar.. Andre ya?”
“Iya tente.. hehehe”
“Kamu kemana aja? Kok lama ngga kesini?”
“Aku dapet beasiswa ke luar negri tante buat jadi dokter otak. Semua ini buat anak tante, aku bertekad buat nyembuhin Nabilah tante. Aku sayang sama dia.”
“Tulus banget ternyata kamu ya ndre. Semenjak kamu ngga pernah kesini lagi, Nabilah jadi sering murung ndre.”
“Yaudah, dimana Nabilahnya tante?”
“Bentar ya, tante panggilkan.”
Beberapa saat kemudian, Nabilah datang dan aku langsung memulai metode terapi yang telah aku pelajari. Berhari-hari aku melakukan terapi ini dengan tulus berharap dia bisa sembuh. Sampai suatu hari…
“Andre?”
“Nabilah? Akhirnya ingatan kamu sekarang pulih bil. Ga sia-sia aku berjuang demi kesembuhanmu.”
“Iya ndre, Aku mau jujur. Sebenernya aku ngga tau apa yang ku rasain saat kita bertemu. Tiap aku melihat wajahmu, aku seperti mengenal seseorang waktu itu. Sekarang aku mengerti, Aku sayang kamu ndre.”
“Aku sayang kamu juga bil. Aku rela ngelakuin ini semua karna aku tulus sama kamu. Kamu mau menikah dengan ku?”
“Aku mau” dengan raut wajah tersenyum. Mungkin itu adalah raut wajah terindah yang perah aku lihat.

                Dihari pernikahanku, Nabilah terlihat cantik dengan menggunakan gaun putih. Nabilah.. Ya, Nabilah. Dial ah alas an ku melakukan semua ini, yaitu belajar dengan keras, mengejar cita-cita ku, dan mewujudkan tujuan hidupku. Karena cinta, seseorang yang pesimis bisa langsung berubah menjadi orang yang paling optimis di dunia ini. Karena cinta, seseorang yang tidak tahu arah tujuan hidupnya, bisa mengetahui bahwa dia hidup untuk apa. Karena cinta juga lah, semua akan menjadi lebih baik.

The End.

By:Al Ghifari Atila Lutfi


Jumat, 15 November 2013

Siapalah Saya Ini (Inspired by @frieskaJKT48)

Pagi ini sepertinya sangat cerah. Gue mengawali hariku dengan berolahraga, yaitu jogging keliling komplek sekalian membeli sarapan. Seperti biasa, banyak orang yang menyiapkan jualan di depan rumahnya. Setelah itu gue pulang dan menyantap sarapanku. Tak terasa, matahari telah meninggi dan jam menunjukkan pukul 9. “Gawat, mesti buka toko dulu nih!” kata gue. Gue langsung pergi ke kamar mandi dan langsung menuju toko ku. Nama gue Doni, gue punya sebuah toko buku di tengah kota. Ukuran toko ku ngga terlalu besar, dan ngga terlalu kecil. Toko itu emang impian gue sejak kecil, dulu gue pengen banget punya sebuah toko buku. Toko itu gue kelola bersama seorang sahabat ku. Namanya Ambro. Emang aneh sih, sebenernya namanya itu Ambrullah Broto, tapi dia maksa di panggil Ambro, ya daripada dia ngambek ga mau bantuin gue, jadi gue iyain aja.

Ngga lama kemudian sampai lah gue di toko buku gue. Langsung aja gue nyiapin segala sesuatu sebelum gua buka ini toko. Ngga kaya biasanya, hari ini cerah banget. Mungkin ini pertanda gue bakal dapet rezeki nomplok hahahaha. Ngga lama kemudian ternyata rezeki itu beneran datang. Bukan rombongan pelanggan, melainkan seorang wanita yang sangat cantik. Dia itu Frieska Anantasia Laksani. Dia itu salah satu member dari JKT48, Sekaligus Oshimen gue. Emang sih, gue denger-denger mereka adain event di kota tempat gue tinggal ini, tapi sayang nya gue ngga bisa ikut gara-gara ngelola ini toko. Ternyata tuhan berbaik hati ke gue. Dia mempertemukan gue sama Frieska.
“Bro, itu kan si Frieska, Oshi lu” Kata si Ambro. Langsung saja aku menghampiri Oshi ku itu.
“Eh, maaf.. Frieska ya? Mau nyari buku apa?” Sapa ku.
“Iya hehehe. Lagi liat-liat aja nih. Ada refrensi buku yang bagus ngga?” katanya.
“Ada! Bentar ya!”
Beberapa saat kemudian ketika aku mengambilkan buku itu, Frieska sudah keluar toko ku.
“Frieska! Buku nya!”
“Ntar kapan-kapan aku ambil! Makasih ya!” sambil memasuki Taksi.
Nampaknya dia lagi buru-buru. Yasudahlah, bertemu dengannya saja sudah senang. 
         
               Keesokan harinya, aku sedang menjaga toko ku sendirian karna si Ambro lagi ada acara keluarga katanya. Hari itu hujan turun dengan lebat, “Ah sial sekali hari ini.” Ku pikir. Ternyata kesialan itu ngga berlangsung lama. Si Frieska ternyata kembali lagi ke Toko ku.
“Hai Fries.. Mau ngambil buku yang kemaren?”
“Iya nih heheheh. Oiya, nama kamu siapa?”
Buset, doi nanya gue sob. Seneng banget gue. Tapi kalo di liat-liat, si Frieska ini cantik nya luar biasa. Bikin gua beku aje.
“Kok malah bengong sih?” Katanya menepuk pundak ku.
“Eh, maaf maaf hehehe. Namaku Doni, Fries.”
“Oh Doni ya. Eh, aku boleh neduh disini ngga sih? Soalnya di luar hujan nya lebat banget.”
“Boleh kok, boleh..”
“Kamu kapan balik ke Jakarta?”
“Mungkin 2 hari lagi, Kenapa?”
“Besok aku ajak muter-muter kota, mau?
“Boleh ri..”
Dari situ kami ngobrol banyak tentang keseharian doi, doi orangnya nyenengin sih. Dia murah senyum juga. Sopan lagi ngomongnya. Bikin gue tambah cinta aja. Tapi gua nyadar, siapalah saya ini.
               
                       Hari itu pun berakhir seiring baliknya si Frieska ke otel tempat dia dan para member nginap. Keesokan hari nya, Gua jemput Frieska pake motor di Hotel tempat dia nginap. Dia kayaknya seneng banget gua ajak keliling keliling. Gua sengaja ngajak Frieska ke tempat kesukaan gua, yaitu di atas gedung.
“Kita ngapain disini?” dengan melihat sinis.
“Tenang, kamu ga bakal aku apa apain kok, aku cuman mau kamu nikmatin pemandangan di kota ini pas lagi senja, keren deh. “
“Bener ya, ternyata emang keren. Kamu sering kesini?”
“Iya, pas lagi ada masalah atau need something fresh, aku pasti kesini.”
“Emang kamu lagi ada masalah?”
“Ngga..”
“Kok kamu senyum-senyum gitu? Ada yang aneh dari aku? Atau gimana?”
“Ngga ada yang aneh kok Fries, cantik gitu di bilang aneh hahahah.”
“Ah, kamu bias aja don..” pipinya memerah.
“Aku senyum-senyum itu ya karna dulu aku pernah bermimpi, suatu saat aku bakal duduk disini berdua dengan orang yang paling special. Dan hal itu tercapai sekarang”
“Jadi maksud kamu…” tiba-tiba HandPhone Frieska berbunyi.
“Tunggu bentar ya!”
Wajah Frieska kayaknya cemas baet.
“Don, kayaknya aku harus balik sekarang deh, soalnya aku di cariin sama kaka ku Melody”
“Yaudah, ayo ku anter.”
Dan hari itu pun berakhir. Gua bersyukur udah bisa seharian jalan bareng Frieska. Soal perasaan gua? Gua ngga tau mesti di bawa kemana, but someday if I had a chance, I will tell to her about what I feel. Keesokan harinya… “Si Frieska mungkin udah balik ke Jakarta. Mana mungkin doi pamitan sama gua, lah gua bukan siapa-siapa dia. Cuman sebatas temen doang” Kata gua dalam hati.
Ternyata Frieska datang.. Dia ngga sendirian, dia bersama member JKT48 yang lain.
“Loh, Fries bukannya kamu udah balik ke Jakarta?”
“Belom don, temen temen aku bilang mereka pengen nyari buku buat bacaan ntar di jalan, ya aku anter kesini deh. Oiya, kak Melody! Ini Doni, yang sama aku kemaren.”
“Oh ini ya yang Namanya Doni, yang kamu ceritain kemaren de? Ciyeee.. Hai, Aku Melody.”
“Doni.. Kak, bisa pinjem Frieska nya bentar?”
“Oh boleh boleh..”
“Frieska, ikut aku bentar boleh? Mau ngomong sesuatu..”
“Apa Don?”
“Sebenernya aku suka sama kamu, rasa suka ini lebih dari fans ke idolanya Fries. Iya aku tau, aku bukan siapa-siapa, kamu udah di kenal orang banyak, lah sementara aku hanya manusia biasa. Maaf kalo aku ngomong lancang kayak gini, cuman mau bikin dada aku plong aja.”
“Aku juga suka sama kamu Don, tapi maaf kita ngga bisa nyatu. Kamu ngerti kan ?”
“Iya aku ngerti kok Fries, aku juga ngga nuntut kamu buat bales rasa sayang aku. Aku cuman mau kamu tau aja.”
“Yaudah don, aku mau ke Jakarta dulu ya! Makasih udah nemenin aku beberapa hari ini. Jangan lupain aku ya! Good bye! Aku sayang kamu..”
“Iya, sama-sama Fries, Kamu yang justru jangan lupain aku kalo udah disana. Good Bye! Aku sayang kamu juga..”
Akhirnya Frieska pun balik ke Jakarta. Memang, manusia bisa nya hanya berencana saja, tetapi tuhan lah yang mengatur segalanya. Ketika kamu berdoa, ada 3 kemungkinan yang akan kamu hadapi. Pertama, Ya, Tuhan akan mengabulkan doa mu. Kedua, Tidak, mungkin tuhan bakal ngasih kamu yang lebih baik dari apa yang kamu harapkan. Ketiga, nanti, doa kamu bakal terkabul, tapi nanti bila saatnya tepat. Dan hal yang ketiga menimpa hidup gua. Beberapa tahun kemudian Frieska menyatakan Graduate dari JKT48. Dan aku & Frieska pun bisa bersatu.
The End.
By: Al Ghifari Atila Lutfi

Kamis, 24 Oktober 2013

Winter Love (Inspired by @nabilahJKT48)

“Hai ri.. Apa kabar?”
“Hai bil, Baik.. Kamu ngapain kesini?”
“Aku cuman mau minta maaf, dan mau ngasih ini..” Nabilah pun memberikan ku sebuah amplop.
“Apa ini bil?”
“Buka aja ri..”
Lalu, ku buka amplop itu. Di dalam nya ada sebuah undangan pernikahan.
“Ini.. Ini apa bil?”
“Minggu depan aku mau nikah sama Rico..”
“Akhirnya kamu nemuin orang yang kamu cari selama ini bil..Selamat ya, aku harap kamu bahagia sama dia “
“Iya ri, makasih ya... Goodbye”
Akhirnya Nabilah meninggalkan ku.. Aku hanya bisa merenung disini.. Yap, di kursi taman pinggiran kota ini kami bertemu. Semua berawal dari sini..
Hari itu, aku baru mendarat di Berlin, Jerman. Aku mendapatkan beasiswa dan melanjutkan sekolah ku disana. Aku memutuskan untuk mencari taksi untuk pergi ke taman kota sebentar, untuk meliat keindahan kota yang akan ku tempati ini.
“hai, i’m from Indonesia, I just new arrived here, can you take me to the garden in this city?”
“Sure..”
Selang 20 menit kemudian aku sampai di taman di pinggiran kota..
“Thak you sir!” kataku sambil memberikan beberapa Mark Jerman kepada supir taksi itu.
“You’re welcome.”
Aku pun berjalan-jalan mengelilingi taman itu sambil menikmati pemandangan yang ada disana. Ternyata di Jerman pemandangannya cukup bagus. Banyak gedung-gedung tinggi disana, dan satu hal yang ku suka, Ngga ada macet. Setelah mengelilingi taman itu, aku mencari tempat duduk. Tempat disana di penuhi oleh orang-orang Jerman yang menikmati pemandangan di taman itu, kebetulan disana ada satu kursi panjang yang bisa aku duduki, tetapi disana ada seorang perempuan sedang menggunakan laptopnya disana.
“Excuse me, can i sit down here?”
“Sure” kata perempuan itu sambil tersenyum.
“Thanks.. By the way, i’m Ari.. I’m from Indonesia. I just arrived here.”
“Orang Indonesia ya? Aku juga hehehe, nama aku Nabilah!” Katanya ramah..
“Kamu udah lama tinggal disini Bil?”
“Kurang lebih udah 2 tahun aku disini.. Oiya, kamu disini dalam rangka apa ya kalo boleh tau?”
“Ah kamu, kepo aja” sambil bercandain Nabilah.
“Ah, elah kamu ah gitu..” mukanya semi ngambek.
“Hahaha, becanda doang bil.. Disini nih..” sambil menunjukan brosur tempat kuliahku.
“Aku juga kuliah disini lho! Wah, satu kampus kita..”
“Masa? Wah, ngga nyangka ya hahaha.. Ngomong-ngmong, Kamu lagi ngerjain tugas? Aku ganggu kamu dong?”
“Iya nih, tapi udah selesai. Woles aja.. hahaha. Oiya, kamu udah punya baju hangat ngga?”
“Baju hangat? Ngga ada bil.”
“Wah, kamu mesti cepet beli deh.. Soalnya, besok udah mulai Musim dingin. Kalo kamu mau beli, sekalian yuk! Aku juga mau beli.”
Sejak saat itu, musim dingin berawal, dan sekaligus berawalah kisah kami berdua. Kami menjadi semakin akrab, kemana-mana berdua, kaya orang lagi pacaran. Hampir separuh musim dingin aku lewati bersamanya. Kami berdua sangat mesra. Orang-orang di sekitar kami mengira kalo kami pacaran. Aku sayang sama Nabilah, tapi apa dia merasakan hal yang sama? Sampai satu hari..
“Ri, gimana kalo malam ini kita ke Karnaval?”
“Karnaval? Seru tuh kayaknya! Boleh.. Ntar jam 7 aku jemput ya Bil..”
“Oke deh. Eh ri, ini udah jam nya masuk nih, aku masuk dulu ya..”
“Yaudah, belajar yang bener cantik!”
“Hahahaha, kamu bisa aja!” mukanya me merah.
Pukul 7...
*tok tok tok*
Keluarlah seseorang.. “Iya?”
“Nabilah nya ada bu?”
“Kamu Ari ya? Temen Nabilah yang sama-sama dari Indonesia? Saya ibunya..”
“Iya bu hehehe.. Nabilah nya ada?”
“Ada, tunggu sebentar ya! Kamu masuk dulu..”
“Iya tante..”
*beberapa menit kemudian*
“Hai ri!”
“Hai nab..” Seketika aku terdiam melihat penampilannya. Tak seperti biasanya, dia terlihat cantik malam ini. Dengan pakaian casual, celana jeans, sepatu boots, dan jaket, membuat ku hampir tak mengedipkan mataku sekalipun ketika melihatnya.
“Kok diem ri? Aku jelek ya?” mukanya semi cemberut.
“Eh, ngga kok bil. Cantik malah heheheh”
“Yaudah, berangkat yo!”
Kami pun berpamitan kepada orang tua nabilah dan berangkat ke Karnaval. Beberapa saat kemudian kami sampai di tempat itu. Disana lumayan rame, kalo di Indonesia, kya pasar malam, cuman dalam versi yang modern.
“Ri, kita main itu yok! Kayaknya seru deh!” menunjuk sebuah wahana semacam ayunan besar.
“Emang kamu berani maen yang begituan?” kataku mengejeknya.
“Ah elah, kalo begitu doang mah cetek”
“hahahah.. Yuk!”
Kami pun bermain di berbagai wahana disana dengan ceria. Nabilah tampak senang sekali..
“Bil, kamu tunggu bentar disini ya..”
“Emang ada apa ri?”
“Tunggu aja disini dulu.. jangan kemana mana!”
Karena aku tau nabilah suka sekali sama hal yang berbau kelinci, maka aku mencarikan boneka Kelinci untuknya.. Beberapa saat kemudian aku sudah mendapatkan boneka itu dan berjalan menuju Nabilah. Tetapi, dari jauh aku melihat Nabilah sedang berbicara kepada seseorang laki-laki dan laki-laki itu, pergi..
“Hai bil!”
“Lama banget sih ri huhuhu”
“Maaf ya cantik! Soalnya aku nyari ini” ku berikan boneka itu kepada Nabilah..
“Wah! Makasih banget ri! Aku suka!” Nabilah memelukku..
Dan kami pun menghabiskan malam di Karnaval itu.. Keesokan hari nya.. Ada seperti sesuatu yang berbeda dari Nabilah.. Dia berubah. Dia berusaha menghindariku. Aku berfikir.. Apa salahku padanya? Dia tiba-tiba berubah begitu saja.
“Bil! Kamu kenapa berubah drastis gitu?”
“Ada sesuatu yang ngga bisa aku jelasin ri, maafin aku..”
“Tapi kenapa harus sekarang? Kenapa di saat rasa cinta aku ke kamu semakin dalam, kamu pergi ngejauh dari aku gitu aja?”
“Maafin aku ri..” Lalu Nabilah pergi begitu saja..
Sejak saat itu, aku ngga tau lagi harus ngapain. Dia dangan begitu entengnya melambungkan ku dan saat itu juga menghentakkan ku. Hari demi hari ku lalui tanpanya. Dan aku berfikir untuk melupakannya, dan melanjutkan hidupku. Ya.. Melupakannya dan melanjutkan apa yang seharusnya menjadi tujuan ku disini.
Suatu hari, aku duduk di kursi di sebuah taman tempat aku dan Nabiah bertemu. Bukan bertujuan untuk mengenang masa lalu, tetapi untuk menikmati pemandangan di musim dingin. Tetapi..
“Hai ri.. Apa kabar?”
“Hai bil, Baik.. Kamu ngapain kesini?”
“Aku cuman mau minta maaf, dan mau ngasih ini..” Nabilah pun memberikan ku sebuah amplop.
“Apa ini bil?”
“Buka aja ri..”
Lalu, ku buka amplop itu. Di dalam nya ada sebuah undangan pernikahan.
“Ini.. Ini apa bil?”
“Minggu depan aku mau nikah sama Rico..”
“Akhirnya kamu nemuin orang yang kamu cari selama ini bil..Selamat ya, aku harap kamu bahagia sama dia “
“Iya ri, makasih ya... Goodbye”
Akhirnya Nabilah pergi.. Benar-benar pergi dari kehidupnku.. Aku merasa Setengah lega, dan setengah sakit. Tetapi aku menerimanya, demi kebaikannya. Keesokan harinya, Musim dingin telah lewat dan Musim semi telah tiba. Itu menandakan bahwa aku harus memulai lembaran baru dalam hidupku, dan melupakan semua yang terjadi di musim dingin. Terima kasih Nabilah sudah menemani ku di musim dingin ini. Sekarang aku akan mengejar tujuanku disini.

The End.
By: Al Ghifari Atila Lutfi (@ghifari_ari)

Sabtu, 24 Agustus 2013

Friendship and Love (Inspired by @kinalJKT48)


Saat itu, ketika aku mewakili sekolah ku untuk bertanding Basket antar pelajar tingkat kota di sekolah lain, aku tak sengaja menyenggol seorang cewe ketika aku melakukan pemanasan.
“Eh, sorry. Kamu ngga papa kan?” kataku.
“Iya ngga papa kok.” Katanya sambil membersihkan bajunya.
“Oiya, nama kamu siapa? Aku Ari.”
“Kinal. Kamu bentar lagi tanding ya? Semangat ya!”
“Iya nih, makasih ya!”
“Iya, sama-sama. Aku kesana dulu ya”
“Oke.”

Seketika aku langsung bersemangat dalam menjalankan pertandingan itu. Singkat kata, Tim ku memenang kan pertandingan. Dan ketika ku dalam perjalanan ke parkiran, aku bertemu Kinal lagi.
“Hey Kinal!”
“Hey Ari, tim kamu menang ya tadi? Wah, selamat ya!”
“Iya.. Makasih ya! Eh, kamu pulang sama siapa?”
“Ga tau nih, aku juga lagi nunggu jemputan. Mana cuacanya mendung lagi.”
“Yaudah pulang sama aku aja, mau ngga? Itung – itung sebagai permintaan maaf ku atas kejadian tadi.”
“Ga ngerepotin nih? Boleh. Yuk! Ntar keburu hujan lagi.”

Kami pun berangkat. Di tengah perjalanan, apa yang kami takutkan akhirnya terjadi juga. Hujan tiba-tiba turun. Aku dan Kinal meneduhkan diri di sebuah halte.
“Yah, hujan ri. Padahal aku pengen cepat pulang. Banyak yang harus aku kerjakan di rumah.”
‘Yaudah, kamu pake jaket aku aja. Kita langsung kerumah mu. Deket lagi juga kan?”
“Ntar kamu sakit lagi? Iya sih.”
“Ngga papa kok nal. Yuk!”
Aku memacu motor ku dengan kencang, tetapi tetap hati-hati. Singkat kata, samailah aku di rumah Kinal.
“Kinal, aku langsung pulang ya! Assalamualaikum”
“Loh, ngga mampir dulu? Yaudah deh, hati-hati ya! Waalaikumsalam”

Akhirnya aku pun pulang. Keesokan harinya aku cerita ke sahabat ku. Namanya Hakim. Dia orangnya emang baik banget.
“bro, kemaren gua ketemu cewe cantik bro.”
“masa? Ketemu dimana lu?”
“ketemu di sekolah tempat gua tanding kemaren bro.”
“Wah, keren tuh! Lanjutin dah ri! Gua pasti dukung elo terus.”
“Matep bro! Eh, gebetan lu yang kemaren gimana? Udah ada kemajuan?”
“Ya gitu deh. Intinya kita mesti selow dulu bro.”
“Jangan selow mulu, ntar keduluan yang lain baru tau rasa lo! Hahaha”
“Ngga lah, yang ini udah gua pagerin ri.. hahaha”
“Eh, siapa sih gebetan lu?”
“Ada deh, ntar aja gua kenalin lo ke dia. Lo tanding kapan lagi sih? Gua mau nonton nih. Skalian ngajak nge-date gebetan gua.”
“Elaah, ngajak nge-date yang gratisan lu. Modal dikit lah hahaha. Minggu depan kim.”
“Oke deh, gua nonton. Sekalian gua kenalin gebetan gua ke elu.”
“Oke bro!”

Semakin hari, yang ada di kepalaku hanya lah seorang Kinal. Aku tidak tahu kenapa. Mungkin mulai suka sama dia. Dan rencananya, Aku bakal nembak dia dan persembahin kemenangan ku buat dia minggu depan. Seminggu telah berlalu, Hari pertandingan pun tiba. Pertandingan itu pertandingan Final. Musuh kami terkenal dengan permainan kerasnya, tetapi tidak meruntuh kan semangat kami untuk memenangkan pertandingan.
Pertandingan pun dimulai. Ditengah pertandingan, aku minta diganti oleh pelatihku karena aku merasakan sakit di dada ku akibat bertabrakan dengan pemain lawan. Dan akhirnya kami memenangkan pertandingan.
“Ari! Lu ngga papa kan tadi? Selamat ya bro! Lu udah menangin pertandingan ini.”
“Gapapa bro, dada gua cuman nyeri aja tadi. Thank you bro! Oiya, gebetan lu mana?”
“Bentar ye, gua panggilin.. Nah ri, kenalin Kinal”
“Ari?”
“Kinal?”
“Kalian udah pada kenal?”
“Iye kim hahaha.”

Seketika aku terdiam. Ternyata, orang yang selama ini aku sukai itu adalah gebetan dari sahabat aku sendiri. Aku bingung, apa yang harus aku lakuin sekarang. Tiba-tiba sakit di dadaku semakin parah.
“Ri, Lu ngga papa?”
“Dada gua makin sakit kim”
“Yaudah, gua anter lu ke rumah sakit ye”

Aku pun ke rumah sakit dengan di antar Hakim, Kinal, dan beberapa teman ku. Aku pun di periksa dokter. Dokter berkata kepadaku dan keluarga ku kalau aku terkena penyakit jantung sudah dari 2 tahun yang lalu. Aku tidak menyangka kalau sakit dada yang aku derita ini akan bertambah parah. Dokter memvonis umur ku tinggal 3minggu lagi. Aku berpesan kepada dokter dan orang tua ku, agar memberitahukan kepada teman-teman ku bahwa aku baik baik saja.

“Kim, ada yang mau gua sampein ke elo”
“Apa ri?”
“Sebenernya, cewe yang gua suka itu, gebetan lu kim. Gua juga ngga nyangka hal ini bakal terjadi. Dan gua udah memutuskan buat mundur. Jadi, lu yang gua percaya bisa bikin dia bahagia.”
“Apa? Jadi yang selama ini lo ceritain itu Kinal?”
“Iya Kim, gua ngerasa jadi sahabat yang paling bodoh di dunia. Oiya, kemaren dokter bilang kalo gua punya penyakit jantung dan dokter nge-vonis umur gua tinggal 3 minggu lagi kim. Jangan cerita ke orang-orang, jangan bilang Kinal juga.  cukup elu aja yang tau.”
“Ah lu jangan becanda ri. Masa umur di becandain”
“Ngga kim, Gua Serius.”
“Oke, gua bakal bantuin lo biar lo sama Kinal”
“Ngga usah bro. Gua ngga mau ada orang lain lagi yang repot karna gua.”
“Kalo lu maunya gitu, oke gua akan ngejauh dari Kinal. Demi persahabatan kita.”
“Lu ngga perlu ngelakuin itu semua. Gua udah banyak nyusahin lu kim.”
“Ngga, pokoknya gua mau ngelakuin itu.”
“Terserah lu dah kim. Lu yang milih mau ninggalin Kinal.”

2 minggu berlalu. Aku berencana uuntuk menyatukan Kinal dan Hakim.
“Kim, guan emu cewe yang pas buat lu! Gua tunggu 6 hari lagi di taman kita biasa nongkrong. Dia pake baju Merah, Rambutnya sebahu, duduk di Kursi biasa. Oke!” Isi pesan ku ke Hakim.
“Kinal, ketemuan yuk! Aku mau ngomong sama kamu, tapi 6 hari lagi ya! Di taman tengah kota, Jam 7 malam. Iget, kamu mesti pake baju merah ya! Duduknya di kursi nomor 2! Thanks!” Pesan ku ke Kinal.

6 Hari kemudian…
Aku sengaja berdiri agak jauh dari taman itu. Kinal datang pertama kali. Lalu, Hakim nymperin dia. Aku bisa mendengar percakapannya dari sini.
“Loh, Kinal?”
“Hakim? Kamu ngapain disini?”
“Aku diajak Ari ketemuan sama dia. Kamu ngapain?”
“Sama.. Kok jadi aneh gini ya!”
“Iya nih..”

Lalu, aku datang menghampiri mereka.
“Kinal, Hakim. Gua sengaja ngajak lu berdua ketemuan disini, cuman mau nyatuin lu berdua. Gua tau, kalian sama-sama sayang kan? Gua bisa liat itu dari tatapan mata kalian. Kim, lu jangan pernah ngecewain Kinal ye!  Lu jangan pernah juga bikin dia sebel, sedih, ataupun nangis. Kinal, kamu nurut ya sama Hakim, aku yakin dia itu cowo yang tepat buat kamu. Inget pesan terakhir gua buat kalian berdua ye! Goodbye!”
“Ari, kamu mau kemana? Jangan ngomong kaya gitu, bikin aku sedih tau ngga!”
“Kamu mau tau yang sebenarnya? 2 minggu 6 hari yang lalu, sakit jantungku tambah parah. Dan dokter memvonis hidup aku tinggal 3 minggu lagi. Dan aku pengen bikin kamu sama Hakim berdua bahagia. Dengan cara mempersatukan kalian. Mungkin dengan ini aku akan merasa bahagia di alam sana. Thanks for everything. Hakim, lu sahabat terbaik yang pernah gua milikin! Goodbye!”

Aku pun pergi dengan perasaan bahagia, dan siap untuk besok. Besoknya, aku menghembuskan nafas terakhir. Semua orang terlihat sedih saat itu. Aku telah merasa tenang dan bahagia melihat teman baikku bahagia bersama orang yang dia sayang.

Terkadang, mengorbankan perasaan diri sendiri untu seseorang yang jauh lebih pantas bukanlah hal yang bodoh. Bukan penyesalan yang kita dapat, malah kebahagiaan yang luar biasa.



Tamat

By: Al Ghifari Atila Lutfi

Selasa, 13 Agustus 2013

Pink - Just Give Me A Reason (Feat Nate Ruess)

Right from the start
You were a thief
You stole my heart
And I your willing victim
I let you see the parts of me
That were not all that pretty
And with every touch you fixed them
Now you've been talking in your sleep oh oh
Things you never say to me oh oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent
And we can learn to love again

I'm sorry I do not understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin '
And it's all in your mind
(Yeah but this is happenin ')
You've been havin 'a real bad dreams oh oh
You used to lie so close to me oh oh
There's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Oh our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
I never stopped
You're still written in the scars on my heart
You're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh tear ducts and rust
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
You're holding it in
You're pouring a drink
No nothing is as bad as it seems
We'll come clean

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh oh, that we're not broken just bent
And we can learn to love again

Senin, 12 Agustus 2013

Love Isn't Can Be Forced (Inspired By @melodyJKT48)

Malam itu, hujan rintik-rintik.. Ketika aku sedang menjaga toko buku kepunyaan ku dan keluargaku, aku mendengar sepasang laki-laki dan perempuan sedang bertengkar hebat di trotoar tak jauh dari toko ku. Aku tak begitu jelas mendengar apa yang mereka katakan, tapi yang jelas mereka sepasang kekasih, yang hubungannya sedang di ujung tanduk. 

Tiba-tiba, percakapan yang keras itu hilang seketika. Kini, yang ku lihat hanya seorang perempuan cantik sedang duduk di trotoar. Menangis, kedinginan, dan tak tau apa yang harus di lakukan, begitulah pandanganku saat itu ketika melihatnya.
“mba, mending ke dalam. Kasian mbanya kedinginan gitu.
“Jangan panggil mba, panggil aja Melody.
“Yaudah mel, ikut aku ke dalam yuk.”
Melody pun mengangguk, tanda setuju. Aku langsung menuntunnya ke toko ku.

“Nih, handuk sama baju ganti buat kamu. Ganti baju kamu gih, ntar masuk angin lagi. Tuh, disana ada toilet..”
“Oke, makasih ya mas!” sambil tersenyum.
Aku langsung saja membuatkan cokelat panas kesukaan ku untuknya. Ketika aku sedang membuat cokelat itu, Melody sudah selesai ganti  baju dan mengeringkan rambutnya.

“Sorry ya, bajunya kegedean hehehe”
“Ngga papa mas, aku lagi yang makasih banget udah di pinjemin baju ganti sama handuk.. Oiya, nama kamu siapa?”
“Aku Hakim! Mel, ini cokelat panas buatanku. Lumayan, bisa ngangetin badan.”
“Wah, makasih lho kim.. “
“Iya, sama-sama mel..”

Kami pun ngobrol dengan asyiknya disana. Dia asik ternyata orangnya, lembut, baik hati, senyumnya manis. Dia ternyata penyuka buku novel, sama seperti ku. Tiba-tiba, hujan sudah reda..
“Kim, aku pulang dulu ya! Makasih buat cokelat, baju ganti sama handuknya. Sampai jumpa!”
“Iya mel, sama-sama. Mampir kesini ya ntar!”

Melody hanya membalasnya dengan senyuman. Aku pun menutup toko ku dan pulang kerumah.
Keesokan harinya, Melody datang ke tokoku..
“Hey, kim!”
“Hey mel!”
“Aku kesini mau ngasih baju ganti kemaren kim, eh ngomong-ngomong, ada novel baru ya? Bisa tunjukkin letaknya dimana?”
“Siap! Novelnya bagus mel. Ayo, ikut aku..”
“Nah! Ini dia mel..”
“Ini berapa harganya kim?”
“Kamu simpen aja dulu mel, anggap aja itu hadiah dari aku” aku tersenyum.
“Wah, makasih banyak lho kim! Oiya, aku pulang dulu ya!”
“Iya mel, sama-sama.. Mampir lagi ya!”
“Pasti kim.. Bye!”

Sejak hari itu tiap kali aku libur menjaga toko, aku dan Melody selalu hang out bareng. Nonton, Ke pantai, Ke taman, apapun kami lakukan berdua.
“Eh mel, aku boleh Tanya sesuatu?”
“Boleh.. Apa kim?”
“Kemaren pas pertama kali kita ketemu, aku denger kamu berantem. Sama siapa? Sebabnya?”
“Oh itu, itu mantan aku. Dia orangnya egois banget, aku capek sama dia. Dia selingkuh di depan mata aku, sakit banget ngeliatnya kim!” keluar tetesan air dari matanya..
“Udah lah mel, kamu jangan sedih lagi. Kan ada aku disini. Aku bakal ngelakuin apapun buat kamu mel.”
“Beneran kim? Makasih ya!” sambil memelukku..
“Iya cantik..”
Kami pun menikmati indahnya pantai berdua..

Keesokan harinya pacar ku si Ayana, mengajakku untuk bertemu dengan sahabatnya di sebuaah kafe. Lalu, kami bertemu dengan sahabatnya Ayana. Tiba tiba…
“Hai Melody, kenalin ini pacar aku yang sering aku ceritakan ke kamu itu.”
“Hakim?!”
“Melody?!”
“Kalian udah sama-sama kenal?” Tanya Ayana.
“iya, kemaren tuh.. Ah lupakan saja..” Raut wajah Melody berubah menjadi Cemberut.
“Aku pulang dulu ya! Ada urusan yang harus aku selesaikan” Sambung  Melody.
“Kok cepet banget mel?” Kata Ayana.
“Ngga apa-apa, yaudah aku pulang dulu ya” Langsung bergegas pergi keluar dari cafe itu.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut ku. Aku tak bisa apa-apa. Aku tak menyangka bahwa Melody itu teman baik nya Ayana.
“Sayang, kok kamu diem aja dari tadi? Kenapa?”
“Ngga papa kok sayang.”
“Yuk pesen makan sama minum, Laper nih..”
“Boleh.”

Sejak saat itu, aku sangat bingung. Kenapa semua itu harus terjadi? Aku sebenarnya tidak ingin menyakiti hati Melody untuk yang kedua kalinya. Berhari-hari, aku tak pernah lagi melihat Melody datang ke tokoku. Aku mencoba menghubunginya lewat SMS dan telfon pun tidak ada jawaban. Lalu, aku berinisiatif untuk pergi ke rumahnya setelah toko ku tutup.
“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..” Seorang wanita keluar dari balik pintu.
“Melody nya ada bu?”
“Ada, bentar ya..”
Lalu, Melody pun keluar..
“Kamu ngapain lagi kesini? Kok kamu ngga bilang kalo kamu punya pacar? Mending kita ngga usah ketemu lagi deh, aku udah terlanjur kecewa sama kamu kim!”
“Tunggu dulu mel.. Aku bisa jelasin semuanya mel.. Aku sebenarnya terpaksa pacaran sama Ayana. Aku di jodohin sama orang tua aku. Sebenarnya, aku lebih sayang sama kamu mel.. Kamu beda sama Ayana.  Kamu sosok orang yang aku butuhin sekarang.
“Maaf kim, aku kecewa banget sama kamu.”
“Aku rela mutusin Ayana demi kamu mel. Aku sayang sama kamu mel.”
“Aku ngga mau ngerusak hubungan sahabat ku sendiri.. Maaf kim” Lalu Melody langsung menutup pintu rumahnya..
“Mel, aku bakal berdiri disin, sampai kamu mau maafin aku..”

Melody tak kunjung keluar, hari mulai mendung, tanda hujan akan segera turun. Lalu, hujan pun turun.  Ibu melody keluar dan bilang sesuatu..
“Nak, mending kamu pulang aja. Nanti kamu sakit, Lagian kamu ntar di cariin juga sama orang tua kamu.”
“Nggak bu, aku mau ttep disini sampai Melody mau maafin aku.”
“Yasudahlah kalo itu mau kamu. Melody kelihatannya sangat marah kepadamu nak. Mending gini, kamu pulang dulu ya, biar Melody ibu yang bujuk.”
“Baiklah, terimakasih bu. Saya pamit dulu..”


Ketika aku ingin pulang, kepala ku terasa pusing, dan pandanganku mulai menggelap. Tiba-tiba aku rubuh. Ketika aku sadar, aku berada di sebuah ruangan. Ruangan ini tampak asing bagiku. Aku melihat seorang wanita tak jauh dari tempat ku istirahat. Ternyata itu Melody.
“Kim, kamu udah siuman? Kamu jangan banyak gerak dulu ya. Aku khawatir banget kamu kenapa-kenapa.”
“Ngga papa mel, aku kuat kok hehehe. Mel, maafin aku ya..”
“Masalah itu ngga usah di bahas lagi, mending kamu istirahat dulu.. Bentar aku ambilin makanan sama obat buat kamu.”
“Eh mel, tunggu.. Aku mau ngasih sesuatu.”
“Ngasih apa Kim?”
“Boleh ambilin tas aku ngga?”
“Nih” sambil memberikan tas itu kepadaku
Aku mengeluarkan sebuah cincin, dan aku memegang tangan Melody.
“Mel, aku sayang sama kamu.. Kamu mau jadi pacar aku?”
“Iya kim mau, aku juga sayang sama kamu. Maaf ya bikin kamu jadi sakit gini.”
“Iya ngga papa mel..”
“Ini aku suapin ya makan nya sayang”
“Makasih ya.. hehehe”

Aku dan Melody pun menjadi sepasang kekasih yang bahagia. Cinta memang tak bisa di paksakan, perlu ke ikhlasan untuk menjalaninya



Tamat


By: Al Ghifari Atila Lutfi