Playlist

Sabtu, 24 Agustus 2013

Friendship and Love (Inspired by @kinalJKT48)


Saat itu, ketika aku mewakili sekolah ku untuk bertanding Basket antar pelajar tingkat kota di sekolah lain, aku tak sengaja menyenggol seorang cewe ketika aku melakukan pemanasan.
“Eh, sorry. Kamu ngga papa kan?” kataku.
“Iya ngga papa kok.” Katanya sambil membersihkan bajunya.
“Oiya, nama kamu siapa? Aku Ari.”
“Kinal. Kamu bentar lagi tanding ya? Semangat ya!”
“Iya nih, makasih ya!”
“Iya, sama-sama. Aku kesana dulu ya”
“Oke.”

Seketika aku langsung bersemangat dalam menjalankan pertandingan itu. Singkat kata, Tim ku memenang kan pertandingan. Dan ketika ku dalam perjalanan ke parkiran, aku bertemu Kinal lagi.
“Hey Kinal!”
“Hey Ari, tim kamu menang ya tadi? Wah, selamat ya!”
“Iya.. Makasih ya! Eh, kamu pulang sama siapa?”
“Ga tau nih, aku juga lagi nunggu jemputan. Mana cuacanya mendung lagi.”
“Yaudah pulang sama aku aja, mau ngga? Itung – itung sebagai permintaan maaf ku atas kejadian tadi.”
“Ga ngerepotin nih? Boleh. Yuk! Ntar keburu hujan lagi.”

Kami pun berangkat. Di tengah perjalanan, apa yang kami takutkan akhirnya terjadi juga. Hujan tiba-tiba turun. Aku dan Kinal meneduhkan diri di sebuah halte.
“Yah, hujan ri. Padahal aku pengen cepat pulang. Banyak yang harus aku kerjakan di rumah.”
‘Yaudah, kamu pake jaket aku aja. Kita langsung kerumah mu. Deket lagi juga kan?”
“Ntar kamu sakit lagi? Iya sih.”
“Ngga papa kok nal. Yuk!”
Aku memacu motor ku dengan kencang, tetapi tetap hati-hati. Singkat kata, samailah aku di rumah Kinal.
“Kinal, aku langsung pulang ya! Assalamualaikum”
“Loh, ngga mampir dulu? Yaudah deh, hati-hati ya! Waalaikumsalam”

Akhirnya aku pun pulang. Keesokan harinya aku cerita ke sahabat ku. Namanya Hakim. Dia orangnya emang baik banget.
“bro, kemaren gua ketemu cewe cantik bro.”
“masa? Ketemu dimana lu?”
“ketemu di sekolah tempat gua tanding kemaren bro.”
“Wah, keren tuh! Lanjutin dah ri! Gua pasti dukung elo terus.”
“Matep bro! Eh, gebetan lu yang kemaren gimana? Udah ada kemajuan?”
“Ya gitu deh. Intinya kita mesti selow dulu bro.”
“Jangan selow mulu, ntar keduluan yang lain baru tau rasa lo! Hahaha”
“Ngga lah, yang ini udah gua pagerin ri.. hahaha”
“Eh, siapa sih gebetan lu?”
“Ada deh, ntar aja gua kenalin lo ke dia. Lo tanding kapan lagi sih? Gua mau nonton nih. Skalian ngajak nge-date gebetan gua.”
“Elaah, ngajak nge-date yang gratisan lu. Modal dikit lah hahaha. Minggu depan kim.”
“Oke deh, gua nonton. Sekalian gua kenalin gebetan gua ke elu.”
“Oke bro!”

Semakin hari, yang ada di kepalaku hanya lah seorang Kinal. Aku tidak tahu kenapa. Mungkin mulai suka sama dia. Dan rencananya, Aku bakal nembak dia dan persembahin kemenangan ku buat dia minggu depan. Seminggu telah berlalu, Hari pertandingan pun tiba. Pertandingan itu pertandingan Final. Musuh kami terkenal dengan permainan kerasnya, tetapi tidak meruntuh kan semangat kami untuk memenangkan pertandingan.
Pertandingan pun dimulai. Ditengah pertandingan, aku minta diganti oleh pelatihku karena aku merasakan sakit di dada ku akibat bertabrakan dengan pemain lawan. Dan akhirnya kami memenangkan pertandingan.
“Ari! Lu ngga papa kan tadi? Selamat ya bro! Lu udah menangin pertandingan ini.”
“Gapapa bro, dada gua cuman nyeri aja tadi. Thank you bro! Oiya, gebetan lu mana?”
“Bentar ye, gua panggilin.. Nah ri, kenalin Kinal”
“Ari?”
“Kinal?”
“Kalian udah pada kenal?”
“Iye kim hahaha.”

Seketika aku terdiam. Ternyata, orang yang selama ini aku sukai itu adalah gebetan dari sahabat aku sendiri. Aku bingung, apa yang harus aku lakuin sekarang. Tiba-tiba sakit di dadaku semakin parah.
“Ri, Lu ngga papa?”
“Dada gua makin sakit kim”
“Yaudah, gua anter lu ke rumah sakit ye”

Aku pun ke rumah sakit dengan di antar Hakim, Kinal, dan beberapa teman ku. Aku pun di periksa dokter. Dokter berkata kepadaku dan keluarga ku kalau aku terkena penyakit jantung sudah dari 2 tahun yang lalu. Aku tidak menyangka kalau sakit dada yang aku derita ini akan bertambah parah. Dokter memvonis umur ku tinggal 3minggu lagi. Aku berpesan kepada dokter dan orang tua ku, agar memberitahukan kepada teman-teman ku bahwa aku baik baik saja.

“Kim, ada yang mau gua sampein ke elo”
“Apa ri?”
“Sebenernya, cewe yang gua suka itu, gebetan lu kim. Gua juga ngga nyangka hal ini bakal terjadi. Dan gua udah memutuskan buat mundur. Jadi, lu yang gua percaya bisa bikin dia bahagia.”
“Apa? Jadi yang selama ini lo ceritain itu Kinal?”
“Iya Kim, gua ngerasa jadi sahabat yang paling bodoh di dunia. Oiya, kemaren dokter bilang kalo gua punya penyakit jantung dan dokter nge-vonis umur gua tinggal 3 minggu lagi kim. Jangan cerita ke orang-orang, jangan bilang Kinal juga.  cukup elu aja yang tau.”
“Ah lu jangan becanda ri. Masa umur di becandain”
“Ngga kim, Gua Serius.”
“Oke, gua bakal bantuin lo biar lo sama Kinal”
“Ngga usah bro. Gua ngga mau ada orang lain lagi yang repot karna gua.”
“Kalo lu maunya gitu, oke gua akan ngejauh dari Kinal. Demi persahabatan kita.”
“Lu ngga perlu ngelakuin itu semua. Gua udah banyak nyusahin lu kim.”
“Ngga, pokoknya gua mau ngelakuin itu.”
“Terserah lu dah kim. Lu yang milih mau ninggalin Kinal.”

2 minggu berlalu. Aku berencana uuntuk menyatukan Kinal dan Hakim.
“Kim, guan emu cewe yang pas buat lu! Gua tunggu 6 hari lagi di taman kita biasa nongkrong. Dia pake baju Merah, Rambutnya sebahu, duduk di Kursi biasa. Oke!” Isi pesan ku ke Hakim.
“Kinal, ketemuan yuk! Aku mau ngomong sama kamu, tapi 6 hari lagi ya! Di taman tengah kota, Jam 7 malam. Iget, kamu mesti pake baju merah ya! Duduknya di kursi nomor 2! Thanks!” Pesan ku ke Kinal.

6 Hari kemudian…
Aku sengaja berdiri agak jauh dari taman itu. Kinal datang pertama kali. Lalu, Hakim nymperin dia. Aku bisa mendengar percakapannya dari sini.
“Loh, Kinal?”
“Hakim? Kamu ngapain disini?”
“Aku diajak Ari ketemuan sama dia. Kamu ngapain?”
“Sama.. Kok jadi aneh gini ya!”
“Iya nih..”

Lalu, aku datang menghampiri mereka.
“Kinal, Hakim. Gua sengaja ngajak lu berdua ketemuan disini, cuman mau nyatuin lu berdua. Gua tau, kalian sama-sama sayang kan? Gua bisa liat itu dari tatapan mata kalian. Kim, lu jangan pernah ngecewain Kinal ye!  Lu jangan pernah juga bikin dia sebel, sedih, ataupun nangis. Kinal, kamu nurut ya sama Hakim, aku yakin dia itu cowo yang tepat buat kamu. Inget pesan terakhir gua buat kalian berdua ye! Goodbye!”
“Ari, kamu mau kemana? Jangan ngomong kaya gitu, bikin aku sedih tau ngga!”
“Kamu mau tau yang sebenarnya? 2 minggu 6 hari yang lalu, sakit jantungku tambah parah. Dan dokter memvonis hidup aku tinggal 3 minggu lagi. Dan aku pengen bikin kamu sama Hakim berdua bahagia. Dengan cara mempersatukan kalian. Mungkin dengan ini aku akan merasa bahagia di alam sana. Thanks for everything. Hakim, lu sahabat terbaik yang pernah gua milikin! Goodbye!”

Aku pun pergi dengan perasaan bahagia, dan siap untuk besok. Besoknya, aku menghembuskan nafas terakhir. Semua orang terlihat sedih saat itu. Aku telah merasa tenang dan bahagia melihat teman baikku bahagia bersama orang yang dia sayang.

Terkadang, mengorbankan perasaan diri sendiri untu seseorang yang jauh lebih pantas bukanlah hal yang bodoh. Bukan penyesalan yang kita dapat, malah kebahagiaan yang luar biasa.



Tamat

By: Al Ghifari Atila Lutfi

Selasa, 13 Agustus 2013

Pink - Just Give Me A Reason (Feat Nate Ruess)

Right from the start
You were a thief
You stole my heart
And I your willing victim
I let you see the parts of me
That were not all that pretty
And with every touch you fixed them
Now you've been talking in your sleep oh oh
Things you never say to me oh oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent
And we can learn to love again

I'm sorry I do not understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin '
And it's all in your mind
(Yeah but this is happenin ')
You've been havin 'a real bad dreams oh oh
You used to lie so close to me oh oh
There's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Oh our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
I never stopped
You're still written in the scars on my heart
You're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh tear ducts and rust
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
You're holding it in
You're pouring a drink
No nothing is as bad as it seems
We'll come clean

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh oh, that we're not broken just bent
And we can learn to love again

Senin, 12 Agustus 2013

Love Isn't Can Be Forced (Inspired By @melodyJKT48)

Malam itu, hujan rintik-rintik.. Ketika aku sedang menjaga toko buku kepunyaan ku dan keluargaku, aku mendengar sepasang laki-laki dan perempuan sedang bertengkar hebat di trotoar tak jauh dari toko ku. Aku tak begitu jelas mendengar apa yang mereka katakan, tapi yang jelas mereka sepasang kekasih, yang hubungannya sedang di ujung tanduk. 

Tiba-tiba, percakapan yang keras itu hilang seketika. Kini, yang ku lihat hanya seorang perempuan cantik sedang duduk di trotoar. Menangis, kedinginan, dan tak tau apa yang harus di lakukan, begitulah pandanganku saat itu ketika melihatnya.
“mba, mending ke dalam. Kasian mbanya kedinginan gitu.
“Jangan panggil mba, panggil aja Melody.
“Yaudah mel, ikut aku ke dalam yuk.”
Melody pun mengangguk, tanda setuju. Aku langsung menuntunnya ke toko ku.

“Nih, handuk sama baju ganti buat kamu. Ganti baju kamu gih, ntar masuk angin lagi. Tuh, disana ada toilet..”
“Oke, makasih ya mas!” sambil tersenyum.
Aku langsung saja membuatkan cokelat panas kesukaan ku untuknya. Ketika aku sedang membuat cokelat itu, Melody sudah selesai ganti  baju dan mengeringkan rambutnya.

“Sorry ya, bajunya kegedean hehehe”
“Ngga papa mas, aku lagi yang makasih banget udah di pinjemin baju ganti sama handuk.. Oiya, nama kamu siapa?”
“Aku Hakim! Mel, ini cokelat panas buatanku. Lumayan, bisa ngangetin badan.”
“Wah, makasih lho kim.. “
“Iya, sama-sama mel..”

Kami pun ngobrol dengan asyiknya disana. Dia asik ternyata orangnya, lembut, baik hati, senyumnya manis. Dia ternyata penyuka buku novel, sama seperti ku. Tiba-tiba, hujan sudah reda..
“Kim, aku pulang dulu ya! Makasih buat cokelat, baju ganti sama handuknya. Sampai jumpa!”
“Iya mel, sama-sama. Mampir kesini ya ntar!”

Melody hanya membalasnya dengan senyuman. Aku pun menutup toko ku dan pulang kerumah.
Keesokan harinya, Melody datang ke tokoku..
“Hey, kim!”
“Hey mel!”
“Aku kesini mau ngasih baju ganti kemaren kim, eh ngomong-ngomong, ada novel baru ya? Bisa tunjukkin letaknya dimana?”
“Siap! Novelnya bagus mel. Ayo, ikut aku..”
“Nah! Ini dia mel..”
“Ini berapa harganya kim?”
“Kamu simpen aja dulu mel, anggap aja itu hadiah dari aku” aku tersenyum.
“Wah, makasih banyak lho kim! Oiya, aku pulang dulu ya!”
“Iya mel, sama-sama.. Mampir lagi ya!”
“Pasti kim.. Bye!”

Sejak hari itu tiap kali aku libur menjaga toko, aku dan Melody selalu hang out bareng. Nonton, Ke pantai, Ke taman, apapun kami lakukan berdua.
“Eh mel, aku boleh Tanya sesuatu?”
“Boleh.. Apa kim?”
“Kemaren pas pertama kali kita ketemu, aku denger kamu berantem. Sama siapa? Sebabnya?”
“Oh itu, itu mantan aku. Dia orangnya egois banget, aku capek sama dia. Dia selingkuh di depan mata aku, sakit banget ngeliatnya kim!” keluar tetesan air dari matanya..
“Udah lah mel, kamu jangan sedih lagi. Kan ada aku disini. Aku bakal ngelakuin apapun buat kamu mel.”
“Beneran kim? Makasih ya!” sambil memelukku..
“Iya cantik..”
Kami pun menikmati indahnya pantai berdua..

Keesokan harinya pacar ku si Ayana, mengajakku untuk bertemu dengan sahabatnya di sebuaah kafe. Lalu, kami bertemu dengan sahabatnya Ayana. Tiba tiba…
“Hai Melody, kenalin ini pacar aku yang sering aku ceritakan ke kamu itu.”
“Hakim?!”
“Melody?!”
“Kalian udah sama-sama kenal?” Tanya Ayana.
“iya, kemaren tuh.. Ah lupakan saja..” Raut wajah Melody berubah menjadi Cemberut.
“Aku pulang dulu ya! Ada urusan yang harus aku selesaikan” Sambung  Melody.
“Kok cepet banget mel?” Kata Ayana.
“Ngga apa-apa, yaudah aku pulang dulu ya” Langsung bergegas pergi keluar dari cafe itu.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut ku. Aku tak bisa apa-apa. Aku tak menyangka bahwa Melody itu teman baik nya Ayana.
“Sayang, kok kamu diem aja dari tadi? Kenapa?”
“Ngga papa kok sayang.”
“Yuk pesen makan sama minum, Laper nih..”
“Boleh.”

Sejak saat itu, aku sangat bingung. Kenapa semua itu harus terjadi? Aku sebenarnya tidak ingin menyakiti hati Melody untuk yang kedua kalinya. Berhari-hari, aku tak pernah lagi melihat Melody datang ke tokoku. Aku mencoba menghubunginya lewat SMS dan telfon pun tidak ada jawaban. Lalu, aku berinisiatif untuk pergi ke rumahnya setelah toko ku tutup.
“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..” Seorang wanita keluar dari balik pintu.
“Melody nya ada bu?”
“Ada, bentar ya..”
Lalu, Melody pun keluar..
“Kamu ngapain lagi kesini? Kok kamu ngga bilang kalo kamu punya pacar? Mending kita ngga usah ketemu lagi deh, aku udah terlanjur kecewa sama kamu kim!”
“Tunggu dulu mel.. Aku bisa jelasin semuanya mel.. Aku sebenarnya terpaksa pacaran sama Ayana. Aku di jodohin sama orang tua aku. Sebenarnya, aku lebih sayang sama kamu mel.. Kamu beda sama Ayana.  Kamu sosok orang yang aku butuhin sekarang.
“Maaf kim, aku kecewa banget sama kamu.”
“Aku rela mutusin Ayana demi kamu mel. Aku sayang sama kamu mel.”
“Aku ngga mau ngerusak hubungan sahabat ku sendiri.. Maaf kim” Lalu Melody langsung menutup pintu rumahnya..
“Mel, aku bakal berdiri disin, sampai kamu mau maafin aku..”

Melody tak kunjung keluar, hari mulai mendung, tanda hujan akan segera turun. Lalu, hujan pun turun.  Ibu melody keluar dan bilang sesuatu..
“Nak, mending kamu pulang aja. Nanti kamu sakit, Lagian kamu ntar di cariin juga sama orang tua kamu.”
“Nggak bu, aku mau ttep disini sampai Melody mau maafin aku.”
“Yasudahlah kalo itu mau kamu. Melody kelihatannya sangat marah kepadamu nak. Mending gini, kamu pulang dulu ya, biar Melody ibu yang bujuk.”
“Baiklah, terimakasih bu. Saya pamit dulu..”


Ketika aku ingin pulang, kepala ku terasa pusing, dan pandanganku mulai menggelap. Tiba-tiba aku rubuh. Ketika aku sadar, aku berada di sebuah ruangan. Ruangan ini tampak asing bagiku. Aku melihat seorang wanita tak jauh dari tempat ku istirahat. Ternyata itu Melody.
“Kim, kamu udah siuman? Kamu jangan banyak gerak dulu ya. Aku khawatir banget kamu kenapa-kenapa.”
“Ngga papa mel, aku kuat kok hehehe. Mel, maafin aku ya..”
“Masalah itu ngga usah di bahas lagi, mending kamu istirahat dulu.. Bentar aku ambilin makanan sama obat buat kamu.”
“Eh mel, tunggu.. Aku mau ngasih sesuatu.”
“Ngasih apa Kim?”
“Boleh ambilin tas aku ngga?”
“Nih” sambil memberikan tas itu kepadaku
Aku mengeluarkan sebuah cincin, dan aku memegang tangan Melody.
“Mel, aku sayang sama kamu.. Kamu mau jadi pacar aku?”
“Iya kim mau, aku juga sayang sama kamu. Maaf ya bikin kamu jadi sakit gini.”
“Iya ngga papa mel..”
“Ini aku suapin ya makan nya sayang”
“Makasih ya.. hehehe”

Aku dan Melody pun menjadi sepasang kekasih yang bahagia. Cinta memang tak bisa di paksakan, perlu ke ikhlasan untuk menjalaninya



Tamat


By: Al Ghifari Atila Lutfi

Rabu, 07 Agustus 2013

Antara Impian dan Cinta (Inspired by @stellaJKT48)



Nama ku Hafiz. Waktu itu, pas gua berada di suatu taman bermain. Banyak anak seusia ku yang main di sana. Cuacanya cukup cerah, angin berhembus kencang. Tetapi, pandangan ku tertuju kepada seorang anak perempuan yang sedang murung, duduk di atas ayunan. Mungkin dia murung karena tidak mempunyai  teman disini. Dan akhirnya aku memberanikan diri untuk mendekat dan menyapanya.
“Hai!”
“Hai!” balasnya ramah.
“Bolehkah aku ikut bermain bersamamu disini?”
“Silahkan..” Sambil tersenyum. Ketika dia tersenyum, hari itu semakin cerah..
“Oiya, nama kamu siapa?”
“Aku Stella, kamu?”
“Aku Hafiz! Salam kenal ya!”
“Iya, salam kenal juga ya! Dorongin ayunan aku dong! Tapi jangan kenceng kenceng ya, takut jatuh ntar hehehe”
“Iya cantik heheheh”
“Ih, kamu masih kecil udah genit aja.. hahaha”
Lalu, kami pun tertawa bersama. Kami mencoba semua permainan yang ada disana..

                Sejak hari itu, aku dan Stella berteman sangat akrab sampai sekarang. Kami sekarang sama-sama berumur 17 tahun, dan tahun ini akan mengalami kelulusan sekolah. Aku ingat, kami pernah ngobrol soal cita-cita kami. Stella ingin sekolah di Perancis, untuk mengambil sekolah desain busana. Sedangkan aku ingin sekali melanjutkan study ke Jepang karena aku suka sekali menggambar anime atau manga. Sering sekali aku memberikan Stella hasil karya ku dan dia sangat menyukai itu.

                Stella sekarang mempunyai pacar. Namanya Andre. Orang paling popular di sekolah ku. Dia tajir, ganteng, dan prestasinya banyak. Tak salah Stella suka sama dia, dan  ku fikir dia juga ngga akan suka sama aku. Aku udah suka dia sejak lama. Tapi, aku memutuskan untuk memendamnya dulu. Stella banyak cerita tentang dia dan Andre kepadaku. Kadang aku merasa kasian sama Stella. Dia begitu sering disakiti oleh Andre. Aku sering mendapati dia sedang menangis di dalam kelas.
“Stella? Kamu kenapa? Pasti gara-gara si Andre lagi ya?”
“Aku ngga papa kok, tadi cuman kelilipan aja.”
“Ah, kamu pasti bohong, kita udah lama kenal Stel, kamu ngga bisa nutup nutupin hal itu lagi ke aku. Sini, mana si Andre? Biar aku kasih dia peringatan.”
“Jangan fiz. Kamu ngga perlu ngelakuin itu. “
“Tapi stel..”
“Udah, kalo aku bilag ga usah, ya ngga usah!”
“Yaudah deh stel, Nih sapu tangan buat kamu. Buat ngelap air mata yang di pipikamu. Kamu skarang ga usah nangis lagi ya! Tenang, ada aku disini.”
“Iya fiz..”
Tetapi tetap saja. Ketika pulang sekolah, aku tetap ingin memberikan Andre pelajaran. Tetapi hasilnya, mukaku lebam karena di pukuli Andre dan anak buahnya. Pas keesokan harinya…
“Hay fiz!”
Hay stel..”
“Muka kamu kenapa? Pasti kamu bandel ya? Kan udah dibilangin, jangan! Tapi tetep aja kamu lakuin..”
“Iya bawel, iya. Aku ngelakuin ini buat kamu doing kok, ngga lebih.”
“Iya demi aku, tapi kalo kamu mati konyol gimana?”
Dalam hati aku berkata “Apapun akan ku lakukan demi kamu stel, meskipun nyawa taruhannya..”
“Iya, aku minta maaf stel, ngga bakal keulang lagi kok..”
“Yaudah, bentar aku ambilin air sama lap ya buat ngompres lebam kamu”
“Iya, makasih ya Stel..”

                Malamnya aku baru teringat kalo lusa Stella ulang tahun. Dan aku berencana membuat kue ulang tahun, tetapi tidak menuliskan namaku di situ. Biar surprise..

2Hari berselang. Pagi-pagi sekali aku sudah datang ke sekolah, dan meletakan kue itu di atas meja Stella. Tak berselang berapa lama, Stella datang. Dia terkejut melihat kue itu. Dan dia senang sekali kelihatannya.. Lalu aku menyapanya.
“Hei stel, selamat ulang tahun ya!”
“Hei fiz! Makasih ya!” sambil memelukku.
“Eh fiz! Tau ngga? Si Andre orangnya ternyata romantis ya. Dia ngasih aku kue tadi. Seneng deh rasanya”
“Ohya stel? Wah, selamat ya!”
Dia tak tahu sebenarnya kalo yang meletakan kue sekaligus membuat kue itu adalah aku.
“Makasih ya fiz! Eh, cobain deh kue nya.. Enak tau!”
“Suapin dong.. hahaha”
“Ah kamu, udah gede masih minta suapin aja. Hahaha”

Selang beberapa lama, hubungan ku dengan Stella semakin merenggang. Dia sering sekali menghabiskan waktu berdua dengan pacarnya. Aku sadar, aku ngga berhak buat ngelarang dia, apalagi ngelarang dia berduaan sama pacarnya. Tetapi, aku sangat cemburu. Tak lupa aku selalu mengingatkan Stella untuk semakin giat belajar, karena kami sebentar lagi menghadapi ujian.
Singkat kata, kami sudah selesai menghadapi masa-masa ujian nasional. Stella mendapat beasiswa ke Perancis dan aku mendapat beasiswa ke Jepang. Tetapi Stella mendapat dua kabar buruk, pertama dia melihat si Andre selingkuh dengan cewe lain, kedua ibunya mulai sakit-sakitan, Jadi terpaksa dia mengurungkan niatnya.
“Stel, udah dong.. Kamu jangan sedih lagi. Aku bakalan ada di samping kamu sampai kamu ceria lagi.. Aku janji!”
“Makasih ya fiz! Kamu emang sahabat terbaikku!”
“Yaudah, kita jalan-jalan yuk!”
“Kemana?”
“Ke tempat paling special deh..”
“Dimana sih fiz?”
“Ada deh! Pokoknya, ikut aja..”
“Oke deh..”
“Aku tutup dulu ya mata kamu, biar surprise gituu”
“Baiklah”
Lalu kami pergi ke tempat special itu..
“Udah nyampe nih..”
“Buka dong penutup matanya, udah penasaran nih!”
“Iya deeh”

Setelah ku buka penutup mata Stella, Dia langsung senang melihat tempat yang ku tunjukkan ke dia..
“Waaaah, ini kan taman bermain tempat kita pertama kali bertemu.. Ayunannya masih bagus, permainannya yang lain juga.. Aku seneng banget bisa balik kesini lagi.. Thanks ya fiz!”
“Kalo kamu senang, aku juga ikutan seneng Stel!”

Lalu, kami pun bernostalgia sembil bermain beberapa mainan disitu.. Stella terlihat sangat senang. Tak terlihat sedikitpun kesedihan di matanya, dan aku sangat senang.
“Stel, aku mau ngomong sama kamu”
“Boleh fiz, apa?”
“Besok aku mesti berangkat ke Jepang. Aku minta maaf stell, Cuma ini hal yang terakhir ku kasih ke kamu sebelum aku berangkat besok”
“Apa? Kok mendadak sih fiz?”
“Maaf stel, aku mau ngomongin ini dari kemaren ke kamu. Tapi kamu keliatannya sedih banget, jadinya aku fokus ngebuat kamu senang dulu stel.. Stella,maaf aku baru bisa ngomong sekarang. Sebenernya aku sayang sama kamu stel, dari dulu. Aku bukannya meminta balasan sayang dari kamu. Aku cuman pengen kamu tau. Aku sadar, aku hanya seorang sahabat, yang ngga lebih bagi kamu. Aku berada di sudut tak terlihat matamu ketika aku di dekatmu. Kamu tau, sebenarnya yang bikin kue sekaligus ngeletakin kue di atas meja kamu itu aku. Orang yang tiap hari senin ngeletakin topi sama dasi di atas meja kamu aku. Aku selalu memperhatikanmu stel, tapi aku sadar. Aku ga bakalan bisa jadi pacar kamu.”
“Fiz, maafin aku. Aku ngga nyadar semua itu. Tapi sekarang aku sadar, Cuma kamu yang sayang sama aku dengan tulus. Tapi, aku ngga bisa ngalangin kamu buat ngejar cita cita kamu fiz.”
“Stel, aku janji hati aku ngga bakalan pindah hati. Aku cuman sayang kamu. Aku bakalan balik lagi kesini, nikahin kamu, dan ngajak kamu ke Perancis buat ngejar mimpi kamu, Aku janji!”

Akhirnya, aku berangkat ke Jepang, untuk mengejar cita-cita ku..

6tahun kemudian, aku sudah sukses. Aku kembali ke Indonesia, Nemuin Stella dan menikahinya. Aku pun pindah ke Perancis dengan Stella. Kebetulan aku mendapat kerja di sebuah perusahaan di sana, dan stella Melanjutkan cita-citanya. Akhirnya aku bisa menepati janji ku ke Stella.

Tamat




By: Al Ghifari Atila Lutfi

Senin, 05 Agustus 2013

Penantian (inspired by @kinalJKT48)


Sore itu..
Disebuah toko buku, aku sedang mencari komik kesukaan ku. Aku bertanya kepada petugas disana, dan ternyata stok nya hanya tinggal 1 buah. Bergegaslah aku mencari buku itu. Dan akhirnya, aku menemukannya. Ketika aku ingin mengambilnya, di sisi lain ternyata ada seorang cewe yang ingin mengambilnya juga.  Seketika, aku terperangah.. “Oh, inikah ciptaan tuhan yang paling indah..” kataku di dalam hati..
“eh, sorry.. kamu mau buku ini? Nih, ambil aja..” kataku sambil menyodorkan buku itu.
“ngga usah, buat kamu aja. Kan kamu yang menemukannya pertama kali.”
“ngga apa-apa kok. Aku bisa cari komik yang lain hehehe..”
“yasudahlah, terima kasih ya!” katanya sambil senyum.

Lalu, dia pergi ke kasir dan meninggalkan toko buku itu. Aku melihat ada sebuah sapu tangan yang tergeletak di lantai.
“pasti ini punya cewe yang tadi” kataku di dalam hati.

Keesokan harinya, aku datang lagi ke toko buku yang sama. Berharap komik kesukaan ku stok nya ada kembali. Tetapi hasilnya nihil. Komik itu tidak di produksi lagi. Lalu, aku mencari komik lain. Tiba-tiba, cewe yang kemarin ku temui, kembali kesini lagi..
“Hey..” Sapaku
“Hey, kamu yang kemaren?” Sapanya balik.
“Iya, hehehe. Kamu mau nyari buku apa?”
“Aku nyari buku pelajaran, sekaligus sapu tangan ku.. Mungkin, sapu tangannya kemaren terjatuh disini.”
“Oiya, kemaren aku emang nemu sapu tangan kamu.. Nih! Udah bersih kok hehehe”
“Wah, terima kasih ya! Pake di cuci segala, jadi ngga enak”
“Ngga apa-apa, santai aja.. Eh, nama kamu siapa?”
“Kinal, kamu?”
“Aku Ari..”

Akhirnya kami ngobrol. Kebanyakan sih tentang komik yang kebetulan kami sama-sama sukai. Dia ternyata orang nya lucu, asik, baik, dan aku suka itu.
“Eh ri, aku pulang dulu ya! Takut sampe rumah ke sorean.. Bye ri! Sampai ketemu lagi ya! Eh iya hampir lupa, makasih ya sapu tangannya udah di bikin wangi hehehe”
“Iya nal, sama sama.. sampai ketemu lagi ya! Hati-hati dijalan!”

Lalu, aku pun pulang ke rumah juga.. Sesampai di rumah, aku langsung pergi ke kamarku dan rebahan.. Aku tak bisa berhenti memikirkan Kinal. Mungkin, dia seseorang yang aku cari selama ini.
“Ah sial! Aku lupa lagi minta nomor HP nya.. Besok bila bertemu lagi, Ngga bakalan ku sia-siain kesempatan itu!” Kataku..

*kriiiingkriiiiiingkriiiiing* suara alarm membangunkan ku..

Aku bergegas untuk mandi, sarapan, dan pergi ke sekolah. Sesampainya aku di sekolah, aku langsung pergi ke kelas karena aku takut telat. Aku bukan tipe orang yang suka pergi ke kantin. Aku lebih suka diam di kelas ataupun ke perpustakaan, sambil aku bisa mengumpulkan uang untuk keperluan sekolah dan keperluan apapun.

Bel masuk sekolah pun berbunyi, dan ibu guru masuk ke kelas ku. Tetapi tak seperti biasanya, ibu guru datang bersama seseorang.
“Anak-anak! Ibu membawa teman baru kalian.. Dia baru saja pindah ke sini 3 hari yang lalu. Silahkan perkenalkan namamu!”
“Hay, nama aku Kinal! Aku baru saja pindah kesini, karena ayahku pindah kerja kesini juga, jadi mohon kerja samanya ya!”
“Nak Kinal, Sekarang kamu duduk ya.. Itu ada kursi kosong di sebelah Ari..”
“Ciyeeeeeeee” teman satu kelasku nge-troll aku semua.. Aku bingung apa yg terjadi..
“Loh, Ari?”
“Kinal? Oh jadi kamu murid baru yang diperkenalkan ibu guru tadi, ga nyangka ya ketemu lagi hahaha.”
“Iya nih, hahaha. Boleh duduk di sini kan?”
“Ya boleh lah nal.. Orang ngga ada yang ngelarang kok hahaha.”
“Ya kirain ada, pacar kamu misalnya.. “
“Pacar itu apa?” kataku dengan raut yang pura-pura bego.
“Ah udah ah, belajar dulu yuk!”

Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi..
“Nal, kamu pulang sama siapa?”
“Di jemput ri, emang kenapa?”
“Ngga, aku mau nawarin kamu pulang bareng aja sih.”
“Yah, lain kali aja ya ri! Hehehe.. Eh, aku duluan ya1 Udah di jemput soalnya.. Bye!”
“Eh nal! Aku minta nomor HP mu boleh?”
“Boleh, catet ya!”
“Oke, aku miscall ya!”
“Udah nih ri, yaudah.. Pulang dulu ya.. Bye!”

Lalu, aku pun pulang kerumah juga.. Malamnya, ketika aku sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba hape ku berbunyi.. Ternyata sms dari Kinal. Aku kaget sekaligus senang hahaha.
“Ari, Ini Kinal. Tugas yang tadi di kasih ibu guru halaman berapa ya?”
“Oh itu, Halaman 3-5 nal..”
“Wah, aku belum bisa ngerti nih materinya.. Kamu bisa datang ke rumahku sekarang buat ngajarin ini?”
“Boleh nal, sms-in aja alamatnya ya!”
“Oke ri..”

Berangkat lah aku ke rumah Kinal.. Beberapa jam kemudian, aku pamit pulang ke Kinal dan kedua orang tuanya..
“Thanks ya ri! Udah ngajarin aku hehehe”
“Siap nal! Sama sama. Aku pulang dulu ya!”
“Hati-hati ya ri!”

Sejak malam itu, aku dan Kinal semakin dekat. Memang, kami hanya sahabat. Tetapi banyak orang 
menyangka bahwa kami ini pacaran. Aku berharap seperti itu, tetapi nampaknya Kinal hanya menganggapku sebagai teman sekelas sekaligus sahabatnya.. 
“Ari, temenin aku nonton yuk!”
“Boleh! Nonton apaan?”
“Nonton film action aja. Itu ada film bagus baru rilis.”
“Kapan nal?”
“Sekaraang, aku tunggu di rumah ya!”
“Oke nal!”

Sampailah aku di rumah Kinal, dan kami pergi ke Bioskop..
Film pun dimulai.. Kinal keliatan tegang banget.. Aku hanya bisa tertawa melihat ekspresinya..
“Kamu kenapa ketawa ri? Kan filmnya bikin tegang gitu.. Aneh.”
“Ngga, aku ketawa karna liat kamu tegang aja tadi, sumpah lucu hahaha”
“Ah, kamu bikin aku malu aja..”
Langsung ku pegang tangan Kinal..
“Nal, sebenarnya dari pertama kita ketemu di toko buku, aku tuh udah suka sama kamu.. Kamu mau ngga jadi pacarku?”
“Ari, aku sebenarnya juga nunggu saat kayak gini.. Aku tuh juga suka sama kamu.. Iya, aku mau kok”
Kami pun menikmati film kembali..

Hari demi hari, bulan demi bulan tlah kami lalui.. Tepat 3 tahun kami berpacaran, aku berencana untuk mengajak Kinal makan malam .. Hari itu, Kinal tampak lain dari biasanya..
“Syg, kamu kenapa?”
“Ngga apa-apa kok syg..”
“Dari tadi kamu diem aja, ada masalah ya? Cerita dong..”
“Ari, aku sebenarnya mau ngomong sesuatu..”

Hatiku merasakan ada sesuatu yang tidak mengenakkan.. tetapi mungkin hanya perasaan ku saja.

“Ngomong apa nal?”
“Papa aku di pindah tempat tugas lagi, jadi aku mesti pindah sekolah lagi..”
“Hah? Kemana?”
“Ke Kalimantan ri.. Dan aku ngga bisa LDR..” Katanya sambil mengeluarkan air mata..
“Astaga.. Kinal, kalo kita ngga mencoba, gimana kamu tau kalo kamu bisa atau nggaknya LDR? Aku tuh sayang sama kamu, aku ngga mau kita putus cuman gara-gara jarak nal!”
“Iya, aku juga sayang sama kamu, tapi aku ngga bisa ri.. Aku ngga bisa bertahan dalam kondisi seperti itu, aku pernah gagal dalam LDR, dan aku ngga mau lagi hal itu terjadi.. Aku ngga mau kamu sakit karna aku”
“Kamu udah mikir mateng mateng? Kamu berangkatnya kapan?”
“Besok ri..  Maafin aku ya? Aku tau ini bikin kamu sakit hati.. Tapi, keadaan yang mengharuskan kita kayak gini.. Maaf ri”
Dan Kinal meninggalkan ku..

Aku hanya terdiam disana, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan.. Aku berantakan tanpa Kinal. Orang yang selama ini menjadi semangat ku, kini pergi..
Aku mengirimkan sms ke Kinal..
“Kinal, kalo kamu berubah fikiran, kamu bisa samperin aku ke Toko Buku tempat dimana pertama kita ketemu.. Aku sangat berharap kamu bisa bertemu..”

Tetapi ngga ada balasan dari Kinal..
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku langsung pergi ketoko buku itu.. 10 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam, 3 jam, 6 jam, ku tunggu Kinal tak kunjung datang..  “Mungkin dia lagi sibuk” kataku mencoba untuk berfikir positif..
“Mas, tokonya udah mau tutup ini..”
“Oh, iya mba, maaf .. Bentar lagi ya, lagi nunggu seseorang”
“Oke, 5 menit lagi ya!”

5 menit kemudian.. Kinal pun belum juga muncul.. Dan aku putuskan untuk pulang kerumah.. Di perjalanan, aku berfikir.. Bagaimana aku menjalani hari-hari biasa tanpa Kinal? Apa dia disana bahagia? Semua pertanyaan itu ..

Pas sesampainya aku dirumah.. Di ruang tamu ku ada seseorang yang lagi bertamu. Aku fikir, itu hanya tamu ibu atau bapakku..
“Asalamualaikum.. Kinal?  Kamu ngga jadi pindah? Aku fikir kamu jadi pindah, karena kamu ngga nyamperin aku di toko buku..”
“Waalaikumsalaam, setelah aku fikir fikir, Aku ga jadi pindah.. Papa aku juga ngga jadi pindah kerja hehehe, maaf ya udah bikin kamu down ri.. Aku sayang kamu..”
“Tadi aku sempat down banget nal.. but, thanks ya nal udah berubah fikiran.. Aku sayang kamu juga..”
Akhirnya kami berdua bahagia.. Hubungan kami pun lebih dekat dan lebih baik..




Tamat

By: Al Ghifari Atila Lutfi

Minggu, 04 Agustus 2013

Pengorbanan (Inspired by @cindyJKT48)


“Yoga, ayo kesiniii!” ajak seseorang..

Ya, dia Cindy.. dia teman baik Yoga sejak Yoga masih anak-anak.. Hari ini, kami sedang menikmati hari minggu di sebuah taman dan kebetulan disana ada danaunya juga.. Sangat indah sekali.

“Tunggu disana ya Cin, aku lagi beli minuman nih!”
“Oke”

Lalu, Yoga menghampirinya.. Dia sedang duduk di sebuah kursi di pinggir danau.. Menikmati mentari senja yang menunggu bulan untuk menggantikan posisinya. Yoga dan Cindy biasanya menghabiskan waktu disini, berdua.. Hanya sekedar bercanda, atau pun cerita tentang masalah yang mereka hadapi.. Mereka selalu memegang teguh janji kami, yaitu “Kalo di selesaikan secara bersama-sama, akan lebih mudah”..

“Cin, ntar aku anter ya pulangnya.. kayak biasaa hehehe, bawa helm ga?”
“Oke deh yog! Ya bawalah, masa lupa.. heheheh”
“Kamu ngga cape apa?”
“Cape? Orang aku duduk duduk aja dari tadi, cape apaan sih?”
“Kamu ngga cape apa muter muter di fikiran aku terus? Hhehehehe
“Yeeeeee, nge-gombal dia hahahah”

Cindy mungkin belum tahu apa yang Yoga rasakan .. Mungkin, dia hanya menanggap Yoga sebagai seorang sahabat, ga lebih. Tapi, Yoga selalu menganggap Cindy sebagai seseorang yang istimewa.. Ya, dia istimewa di hatinya.. Dia sudah lama memendam rasa ini, tetapi Dia takut.. Dia takut kalo perasaan ini aku ungkapkan, mereka akan merenggang dan canggung satu sama lain..

“Yoga, udah mau gelap nih.. pulang yuk!”
“Ayo!”

Yoga pun berangkat ke rumah Cindy.. Yoga memacu motor nya dengan kecepatan sedang.. Cindy pun 
memeluk erat  badanYoga dari belakang.. “Ah, rasanya tak ingin cepat cepat sampai ke rumahnya” kata Yoga dalam hati.. Tapi ada satu yang terlupakan oleh nya.. Cindy sudah mempunyai seorang kekasih. Tetapi, dia tidak menhiraukannya..

Lalu mereka pun sampai dirumahnya Cindy..

“Makasih ya yog! Mau mampir?”
“Ngga cin, makasih.. Aku langsung pulang aja, takut di cariin.. Lain kali ya! Hehehe”
“Oh, yaudah yog.. Makasih ya, hati hati di jalan” sambil melambai lambaikan tangannya..

Sesampainya Yoga di rumahnya, dia langsung mandi, makan malam, dan istirahat.. Sebelum tidur, tak lupa Yoga untuk mengantuk dulu, hahahah. Maksudnya, tak lupa dia untuk mendoakan Cindy.. Semoga besok lebih baik daripada hari ini..


 *kriiiiiingkriiiingkriiiiing*
Yoga terbangun oleh suara HP ku, ternyata ada telpon dari Cindy..
“Halo cin? Ada apa? Tumben pagi-pagi buta udah nelpon?”
“Udah siang tauuuu! Kamu ah, nyebelin aja.. Orang lagi pengen cerita juga..” sambil terisak isak
“Loh, kamu sedih kenapa?”
“Ntar aku jelasin semuanya.. Temuin aku di taman biasa 30menit lagi ya!”
“Oke, cindy!”

Lalu, Yoga bergegas untuk mandi, dan berpakaian rapi.. Sesampai disana, Cindy sudah duduk di kursi biasa mereka duduki.. Tak seperti biasa, dia terlihat murung, dan sedih.. Yoga langsung saja bergegas menghampirinya..

“Cindy, kamu ngga papa?”
Cindy langsung memeluk Yoga.. Yoga berikan selembar tisu untuk menghapus air matanya..
“Aku berantem lagi sama si Alfi” sambil terisak-isak..

Yoga sudah menduga, ini pasti akan terjadi lagi.. Yoga tau selain menjadi sahabat, dia sering menjadi “Pelabuhan Rapuh” bagi Cindy.. Tetapi dia senang, asalkan Yoga bisa bersamanya..

“Kamu kenapa lagi cin?”
“Kemaren si Alfi ngga kasih kabar ke aku seharian yog, dia baru ngasih kabarnya sekarang.. Aku khawatir yog. Aku khawatir kalo dia jalan sama cewe lain!”
“Kenapa bukan aku saja yang kau perhatikan seperti ini cin!” kata Yoga di alam hati..
“Skarang gini, kamu Tanya dulu ke dia.. Kenapa dia ngga ngasih kabar ke kamu kemaren? Mungkin aja kan dia lagi sibuk?”
“Iya sih yog..”
“Telfon gih si Alfi sekarang..” kata Yoga sambil tersenyum..

Setelah beberapa saat, Cindy menutup telponnya, dan senyum kembali.

“Makasih ya yog! Kamu bikin kami akur lagi. Ternyata kemaren Alfi ngga ada kabar karena dia sibuk banget.”
“Sama sama cindy!”

Yoga senang membuatnya senang.. Ketika dia tersenyum, cuaca kembali cerah.. Yoga ngga tau kenapa, tapi dia merasakan seperti itu..

Keesokan harinya, hal itu terjadi lagi, tetapi lebih parah..
“Kamu kenala lagi Cindy? Kan masalah kemaren udah clear?”
“Iya kemaren, tapi tadi malam si Alfi mutusin aku!”

Dia menangis, air matanya mengucur deras.. Yoga tak tahu apakah harus sedih atau senang.. Di satu sisi, dia senang, karena Cindy tidak mempunyai pacar lagi.. Tetapi di sisi lain, dia sedih ketika melihat Cindy bersedih..

“Udah cin, kamu jangan mewek ah.. Banyak cowo di luar sana yang lebih baik daripada Alfi... Kamu tuh cantik, ngapain kamu nangisin cowo kayak gitu? Udah dooong, jangan nangis.. Ntar cantiknya luntur lho.. Tuh, semut aja pada pergi liat kamu nangis..”
“Iya yog, aku coba buat ngga nangis lagi..” sambil terisak-isak..

Berhari-hari, berbagai macam cara Yoga lakukan untuk membuat Cindy kembali tersenyum dan tertawa lagi.. Sampai suatu hari ketika dia ingin menjemput Cindy untuk pergi jalan-jalan..

*toktoktok*
“eh mas yoga! Ada apa ya mas?” kata bi inah, pembantunya Cindy..
“Cindy nya ada mba?”
“Loh, mas Yoga ngga tau? Mba cindy tadi malem di rawat di rumah sakit, katanya sih dia kena penyakit gagal ginjal”
“Astaga! Yasudah, makasih ya bi!”
“Sama-sama mas”

Lalu, Yoga bergegas pergi ke Rumah Sakit.. Disana, sudah ada ayah dan ibu nya cindy..

“Om, Tante, gimana keadaan Cindy sekarang?”
“Udah mulai stabil nak Yoga”
“Boleh saya masuk sekarang?”
“Silahkan, tapi jangan berisik ya!”

Lalu Yoga masuk ke ruangan dimana Cindy di rawat..
“Cindy, gimana keadaan kamu?”
“Udah agak mendingan kok yog..”
“Kamu kenapa ngga bilang bilang kalo kamu punya penyakit sih?”
“Masa penyakit di sombongin sih yog hahaha”
“Kamu masih sempet aja bercanda ya.. Yaudah, jangan lupa makan, sama minum obat.. Trus, istirahat ya.. “ Sambil mencium kening Cindy

Pas Yoga keluar dari ruangan itu, dia langsung berbicara kepada ibu dan ayah Cindy..
“Om, tante, setelah aku fikir fikir, aku pengen donorin ginjalku 2-2nya buat Cindy..”
“Apakah kamu sudah memikirkan ini matang-matang? Tante tau kamu sayang sama Cindy, tapi jangan begini dong”
“Udah aku fikirin baik-baik kok tante”
“Yasudah, kata dokter, besok operasinya di mulai.. Kamu udah yakin kan?”
“Yakin tante, apapun ku lakukan buat Cindy asal dia bisa terus hidup dan mengejar cita citanya”
“Baiklaah”

Keesokan harinya sebelum aku di operasi, aku menitipkan sebuah surat untuk Cindy ke ibu nya..
“Tante, kalo cindy udah sehat, tolong kasihkan ini ke dia ya”
“Iya Yoga, terimakasih sudah berbuat baik sekali kepada Cindy ya”
“Iya tante”

Dan operasi berjalan lancar dan sukses.. Cindy kembali sehat dan bisa tersenyum lagi. Tetapi…

“Mah, Yoga kok ngga ada jenguk aku lagi ya? Apa karena dia malu temenan sama aku?”
Ibunya Cindy menangis dan memberikan surat Yoga.
“Yoga udah ngga ada nak, baca aja surat ini”
Akhirnya Cindy pergi ke kamarnya dan membuka surat dari yoga..

“          Halo Cindy! Wah, ketika kamu baca surat ini, kamu pasti sudah sembuh kan? Selamat ya! Akhirnya kamu bisa kembali tersenyum hehehe. Oiya, maaf aku ngga sempat pamit secara langsung ke kamu, jadi aku pamit lewat surat aja ya! Hehehe. Kamu tau? Aku udah lama memendam rasa ke kamu, tetapi persahabatan kita lah yang menjadi penghalangnya. Aku takut kalo aku nembak kamu, kita bakal canggung satu sama lain. Tetapi, aku harus terima itu semua… Aku senang menjadi tempat, ketika kamu lagi sedih.
           Kamu tau ginjal siapa yang ada di dalam tubuh mu sekarang? Itu ginjal aku. Aku sengaja mendonorkannya untukmu, supaya kamu bisa melanjutkan hidup dan cita-citamu. Aku ngelakuin itu semua, karena aku sayang banget sama kau Cin! Tapi kamu ngga pernah sadar. Yasudah, segitu aja surat dariku ya hehehe. Ingat pesan ku, kamu ngga boleh manja lagi, jaga kesehatan kamu, jangan cengeng lagi ya! Oiya, semoga kamu mendapat seorang laki-laki yang kelak akan membahagiakan mu.. Amin.
Good bye Cindy Gulla! I Love you”

Cindy langsung menangis dan meminta ibunya untuk mengantarkannya ke makam Yoga. Sesampainya di makam ku, Cindy langsung memeluk makamnya sambil menangis..

“Yoga! Kamu tega ngga pamit dulu secara langsung ke aku! Kamu tau? Sebenarnya aku juga sayang sama kamu! Tapi aku kira kamu ngga bakal suka sama aku karna sifat kekanak-kanakankan ku. Terimakasih atas pengorbanan yang telah kamu kasih ke aku selama ini. Senyum yang kamu kasih ke aku, ketika senyum itu hilang dari wajahku.  Aku bakal nurutin apa katamu! Aku janji”

Setelah itu, Cindy membaca doa dan meninggalkan makam Yoga..

10 Tahun kemudian, Cindy kembali kemakam Yoga.Tetapi dia tidak sendiri. Dia bersama seseorang lelaki. Ya, dia Hafiz, sahabat Yoga.. mereka telah menikah.

“Yoga, sekarang aku udah dapet seseorang yang bisa membuat aku bahagia setiap saat, dia Hafiz, sahabatmu.. Aku selalu sayang sama kamu kok..”

“Yoga, gua janji, gua bakal jagain Cindy sampai titik darah penghabisan yog! Gua janji”

Akhirnya, Cindy hidup bahagia dengan hafiz, dan Yoga bisa tenang karena Cindy menemukan seseorang yang tepat.
Tamat



 By: Al Ghifaei Atila Lutfi