Malam itu, hujan rintik-rintik.. Ketika aku sedang menjaga
toko buku kepunyaan ku dan keluargaku, aku mendengar sepasang laki-laki dan
perempuan sedang bertengkar hebat di trotoar tak jauh dari toko ku. Aku tak
begitu jelas mendengar apa yang mereka katakan, tapi yang jelas mereka sepasang
kekasih, yang hubungannya sedang di ujung tanduk.
Tiba-tiba, percakapan yang
keras itu hilang seketika. Kini, yang ku lihat hanya seorang perempuan cantik
sedang duduk di trotoar. Menangis, kedinginan, dan tak tau apa yang harus di
lakukan, begitulah pandanganku saat itu ketika melihatnya.
“mba, mending ke dalam. Kasian mbanya kedinginan gitu.
“Jangan panggil mba, panggil aja Melody.
“Yaudah mel, ikut aku ke dalam yuk.”
Melody pun mengangguk, tanda setuju. Aku langsung
menuntunnya ke toko ku.
“Nih, handuk sama baju ganti buat kamu. Ganti baju kamu gih,
ntar masuk angin lagi. Tuh, disana ada toilet..”
“Oke, makasih ya mas!” sambil tersenyum.
Aku langsung saja membuatkan cokelat panas kesukaan ku
untuknya. Ketika aku sedang membuat cokelat itu, Melody sudah selesai
ganti baju dan mengeringkan rambutnya.
“Sorry ya, bajunya kegedean hehehe”
“Ngga papa mas, aku lagi yang makasih banget udah di
pinjemin baju ganti sama handuk.. Oiya, nama kamu siapa?”
“Aku Hakim! Mel, ini cokelat panas buatanku. Lumayan, bisa
ngangetin badan.”
“Wah, makasih lho kim.. “
“Iya, sama-sama mel..”
Kami pun ngobrol dengan asyiknya disana. Dia asik ternyata
orangnya, lembut, baik hati, senyumnya manis. Dia ternyata penyuka buku novel,
sama seperti ku. Tiba-tiba, hujan sudah reda..
“Kim, aku pulang dulu ya! Makasih buat cokelat, baju ganti
sama handuknya. Sampai jumpa!”
“Iya mel, sama-sama. Mampir kesini ya ntar!”
Melody hanya membalasnya dengan senyuman. Aku pun menutup
toko ku dan pulang kerumah.
Keesokan harinya, Melody datang ke tokoku..
“Hey, kim!”
“Hey mel!”
“Aku kesini mau ngasih baju ganti kemaren kim, eh
ngomong-ngomong, ada novel baru ya? Bisa tunjukkin letaknya dimana?”
“Siap! Novelnya bagus mel. Ayo, ikut aku..”
“Nah! Ini dia mel..”
“Ini berapa harganya kim?”
“Kamu simpen aja dulu mel, anggap aja itu hadiah dari aku”
aku tersenyum.
“Wah, makasih banyak lho kim! Oiya, aku pulang dulu ya!”
“Iya mel, sama-sama.. Mampir lagi ya!”
“Pasti kim.. Bye!”
Sejak hari itu tiap kali aku libur menjaga toko, aku dan
Melody selalu hang out bareng. Nonton, Ke pantai, Ke taman, apapun kami lakukan
berdua.
“Eh mel, aku boleh Tanya sesuatu?”
“Boleh.. Apa kim?”
“Kemaren pas pertama kali kita ketemu, aku denger kamu
berantem. Sama siapa? Sebabnya?”
“Oh itu, itu mantan aku. Dia orangnya egois banget, aku
capek sama dia. Dia selingkuh di depan mata aku, sakit banget ngeliatnya kim!”
keluar tetesan air dari matanya..
“Udah lah mel, kamu jangan sedih lagi. Kan ada aku disini.
Aku bakal ngelakuin apapun buat kamu mel.”
“Beneran kim? Makasih ya!” sambil memelukku..
“Iya cantik..”
Kami pun menikmati indahnya pantai berdua..
Keesokan harinya pacar ku si Ayana, mengajakku untuk bertemu
dengan sahabatnya di sebuaah kafe. Lalu, kami bertemu dengan sahabatnya Ayana.
Tiba tiba…
“Hai Melody, kenalin ini pacar aku yang sering aku ceritakan
ke kamu itu.”
“Hakim?!”
“Melody?!”
“Kalian udah sama-sama kenal?” Tanya Ayana.
“iya, kemaren tuh.. Ah lupakan saja..” Raut wajah Melody
berubah menjadi Cemberut.
“Aku pulang dulu ya! Ada urusan yang harus aku selesaikan”
Sambung Melody.
“Kok cepet banget mel?” Kata Ayana.
“Ngga apa-apa, yaudah aku pulang dulu ya” Langsung bergegas
pergi keluar dari cafe itu.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut ku. Aku tak
bisa apa-apa. Aku tak menyangka bahwa Melody itu teman baik nya Ayana.
“Sayang, kok kamu diem aja dari tadi? Kenapa?”
“Ngga papa kok sayang.”
“Yuk pesen makan sama minum, Laper nih..”
“Boleh.”
Sejak saat itu, aku sangat bingung. Kenapa semua itu harus
terjadi? Aku sebenarnya tidak ingin menyakiti hati Melody untuk yang kedua
kalinya. Berhari-hari, aku tak pernah lagi melihat Melody datang ke tokoku. Aku
mencoba menghubunginya lewat SMS dan telfon pun tidak ada jawaban. Lalu, aku
berinisiatif untuk pergi ke rumahnya setelah toko ku tutup.
“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..” Seorang wanita keluar dari balik pintu.
“Melody nya ada bu?”
“Ada, bentar ya..”
Lalu, Melody pun keluar..
“Kamu ngapain lagi kesini? Kok kamu ngga bilang kalo kamu
punya pacar? Mending kita ngga usah ketemu lagi deh, aku udah terlanjur kecewa
sama kamu kim!”
“Tunggu dulu mel.. Aku bisa jelasin semuanya mel.. Aku
sebenarnya terpaksa pacaran sama Ayana. Aku di jodohin sama orang tua aku.
Sebenarnya, aku lebih sayang sama kamu mel.. Kamu beda sama Ayana. Kamu sosok orang yang aku butuhin sekarang.
“Maaf kim, aku kecewa banget sama kamu.”
“Aku rela mutusin Ayana demi kamu mel. Aku sayang sama kamu
mel.”
“Aku ngga mau ngerusak hubungan sahabat ku sendiri.. Maaf
kim” Lalu Melody langsung menutup pintu rumahnya..
“Mel, aku bakal berdiri disin, sampai kamu mau maafin aku..”
Melody tak kunjung keluar, hari mulai mendung, tanda hujan
akan segera turun. Lalu, hujan pun turun.
Ibu melody keluar dan bilang sesuatu..
“Nak, mending kamu pulang aja. Nanti kamu sakit, Lagian kamu
ntar di cariin juga sama orang tua kamu.”
“Nggak bu, aku mau ttep disini sampai Melody mau maafin
aku.”
“Yasudahlah kalo itu mau kamu. Melody kelihatannya sangat
marah kepadamu nak. Mending gini, kamu pulang dulu ya, biar Melody ibu yang
bujuk.”
“Baiklah, terimakasih bu. Saya pamit dulu..”
Ketika aku ingin pulang, kepala ku terasa pusing, dan
pandanganku mulai menggelap. Tiba-tiba aku rubuh. Ketika aku sadar, aku berada
di sebuah ruangan. Ruangan ini tampak asing bagiku. Aku melihat seorang wanita
tak jauh dari tempat ku istirahat. Ternyata itu Melody.
“Kim, kamu udah siuman? Kamu jangan banyak gerak dulu ya.
Aku khawatir banget kamu kenapa-kenapa.”
“Ngga papa mel, aku kuat kok hehehe. Mel, maafin aku ya..”
“Masalah itu ngga usah di bahas lagi, mending kamu istirahat
dulu.. Bentar aku ambilin makanan sama obat buat kamu.”
“Eh mel, tunggu.. Aku mau ngasih sesuatu.”
“Ngasih apa Kim?”
“Boleh ambilin tas aku ngga?”
“Nih” sambil memberikan tas itu kepadaku
Aku mengeluarkan sebuah cincin, dan aku memegang tangan
Melody.
“Mel, aku sayang sama kamu.. Kamu mau jadi pacar aku?”
“Iya kim mau, aku juga sayang sama kamu. Maaf ya bikin kamu
jadi sakit gini.”
“Iya ngga papa mel..”
“Ini aku suapin ya makan nya sayang”
“Makasih ya.. hehehe”
Aku dan Melody pun menjadi sepasang kekasih yang bahagia. Cinta
memang tak bisa di paksakan, perlu ke ikhlasan untuk menjalaninya
Tamat
By: Al Ghifari Atila Lutfi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar