Playlist

Kamis, 24 Oktober 2013

Winter Love (Inspired by @nabilahJKT48)

“Hai ri.. Apa kabar?”
“Hai bil, Baik.. Kamu ngapain kesini?”
“Aku cuman mau minta maaf, dan mau ngasih ini..” Nabilah pun memberikan ku sebuah amplop.
“Apa ini bil?”
“Buka aja ri..”
Lalu, ku buka amplop itu. Di dalam nya ada sebuah undangan pernikahan.
“Ini.. Ini apa bil?”
“Minggu depan aku mau nikah sama Rico..”
“Akhirnya kamu nemuin orang yang kamu cari selama ini bil..Selamat ya, aku harap kamu bahagia sama dia “
“Iya ri, makasih ya... Goodbye”
Akhirnya Nabilah meninggalkan ku.. Aku hanya bisa merenung disini.. Yap, di kursi taman pinggiran kota ini kami bertemu. Semua berawal dari sini..
Hari itu, aku baru mendarat di Berlin, Jerman. Aku mendapatkan beasiswa dan melanjutkan sekolah ku disana. Aku memutuskan untuk mencari taksi untuk pergi ke taman kota sebentar, untuk meliat keindahan kota yang akan ku tempati ini.
“hai, i’m from Indonesia, I just new arrived here, can you take me to the garden in this city?”
“Sure..”
Selang 20 menit kemudian aku sampai di taman di pinggiran kota..
“Thak you sir!” kataku sambil memberikan beberapa Mark Jerman kepada supir taksi itu.
“You’re welcome.”
Aku pun berjalan-jalan mengelilingi taman itu sambil menikmati pemandangan yang ada disana. Ternyata di Jerman pemandangannya cukup bagus. Banyak gedung-gedung tinggi disana, dan satu hal yang ku suka, Ngga ada macet. Setelah mengelilingi taman itu, aku mencari tempat duduk. Tempat disana di penuhi oleh orang-orang Jerman yang menikmati pemandangan di taman itu, kebetulan disana ada satu kursi panjang yang bisa aku duduki, tetapi disana ada seorang perempuan sedang menggunakan laptopnya disana.
“Excuse me, can i sit down here?”
“Sure” kata perempuan itu sambil tersenyum.
“Thanks.. By the way, i’m Ari.. I’m from Indonesia. I just arrived here.”
“Orang Indonesia ya? Aku juga hehehe, nama aku Nabilah!” Katanya ramah..
“Kamu udah lama tinggal disini Bil?”
“Kurang lebih udah 2 tahun aku disini.. Oiya, kamu disini dalam rangka apa ya kalo boleh tau?”
“Ah kamu, kepo aja” sambil bercandain Nabilah.
“Ah, elah kamu ah gitu..” mukanya semi ngambek.
“Hahaha, becanda doang bil.. Disini nih..” sambil menunjukan brosur tempat kuliahku.
“Aku juga kuliah disini lho! Wah, satu kampus kita..”
“Masa? Wah, ngga nyangka ya hahaha.. Ngomong-ngmong, Kamu lagi ngerjain tugas? Aku ganggu kamu dong?”
“Iya nih, tapi udah selesai. Woles aja.. hahaha. Oiya, kamu udah punya baju hangat ngga?”
“Baju hangat? Ngga ada bil.”
“Wah, kamu mesti cepet beli deh.. Soalnya, besok udah mulai Musim dingin. Kalo kamu mau beli, sekalian yuk! Aku juga mau beli.”
Sejak saat itu, musim dingin berawal, dan sekaligus berawalah kisah kami berdua. Kami menjadi semakin akrab, kemana-mana berdua, kaya orang lagi pacaran. Hampir separuh musim dingin aku lewati bersamanya. Kami berdua sangat mesra. Orang-orang di sekitar kami mengira kalo kami pacaran. Aku sayang sama Nabilah, tapi apa dia merasakan hal yang sama? Sampai satu hari..
“Ri, gimana kalo malam ini kita ke Karnaval?”
“Karnaval? Seru tuh kayaknya! Boleh.. Ntar jam 7 aku jemput ya Bil..”
“Oke deh. Eh ri, ini udah jam nya masuk nih, aku masuk dulu ya..”
“Yaudah, belajar yang bener cantik!”
“Hahahaha, kamu bisa aja!” mukanya me merah.
Pukul 7...
*tok tok tok*
Keluarlah seseorang.. “Iya?”
“Nabilah nya ada bu?”
“Kamu Ari ya? Temen Nabilah yang sama-sama dari Indonesia? Saya ibunya..”
“Iya bu hehehe.. Nabilah nya ada?”
“Ada, tunggu sebentar ya! Kamu masuk dulu..”
“Iya tante..”
*beberapa menit kemudian*
“Hai ri!”
“Hai nab..” Seketika aku terdiam melihat penampilannya. Tak seperti biasanya, dia terlihat cantik malam ini. Dengan pakaian casual, celana jeans, sepatu boots, dan jaket, membuat ku hampir tak mengedipkan mataku sekalipun ketika melihatnya.
“Kok diem ri? Aku jelek ya?” mukanya semi cemberut.
“Eh, ngga kok bil. Cantik malah heheheh”
“Yaudah, berangkat yo!”
Kami pun berpamitan kepada orang tua nabilah dan berangkat ke Karnaval. Beberapa saat kemudian kami sampai di tempat itu. Disana lumayan rame, kalo di Indonesia, kya pasar malam, cuman dalam versi yang modern.
“Ri, kita main itu yok! Kayaknya seru deh!” menunjuk sebuah wahana semacam ayunan besar.
“Emang kamu berani maen yang begituan?” kataku mengejeknya.
“Ah elah, kalo begitu doang mah cetek”
“hahahah.. Yuk!”
Kami pun bermain di berbagai wahana disana dengan ceria. Nabilah tampak senang sekali..
“Bil, kamu tunggu bentar disini ya..”
“Emang ada apa ri?”
“Tunggu aja disini dulu.. jangan kemana mana!”
Karena aku tau nabilah suka sekali sama hal yang berbau kelinci, maka aku mencarikan boneka Kelinci untuknya.. Beberapa saat kemudian aku sudah mendapatkan boneka itu dan berjalan menuju Nabilah. Tetapi, dari jauh aku melihat Nabilah sedang berbicara kepada seseorang laki-laki dan laki-laki itu, pergi..
“Hai bil!”
“Lama banget sih ri huhuhu”
“Maaf ya cantik! Soalnya aku nyari ini” ku berikan boneka itu kepada Nabilah..
“Wah! Makasih banget ri! Aku suka!” Nabilah memelukku..
Dan kami pun menghabiskan malam di Karnaval itu.. Keesokan hari nya.. Ada seperti sesuatu yang berbeda dari Nabilah.. Dia berubah. Dia berusaha menghindariku. Aku berfikir.. Apa salahku padanya? Dia tiba-tiba berubah begitu saja.
“Bil! Kamu kenapa berubah drastis gitu?”
“Ada sesuatu yang ngga bisa aku jelasin ri, maafin aku..”
“Tapi kenapa harus sekarang? Kenapa di saat rasa cinta aku ke kamu semakin dalam, kamu pergi ngejauh dari aku gitu aja?”
“Maafin aku ri..” Lalu Nabilah pergi begitu saja..
Sejak saat itu, aku ngga tau lagi harus ngapain. Dia dangan begitu entengnya melambungkan ku dan saat itu juga menghentakkan ku. Hari demi hari ku lalui tanpanya. Dan aku berfikir untuk melupakannya, dan melanjutkan hidupku. Ya.. Melupakannya dan melanjutkan apa yang seharusnya menjadi tujuan ku disini.
Suatu hari, aku duduk di kursi di sebuah taman tempat aku dan Nabiah bertemu. Bukan bertujuan untuk mengenang masa lalu, tetapi untuk menikmati pemandangan di musim dingin. Tetapi..
“Hai ri.. Apa kabar?”
“Hai bil, Baik.. Kamu ngapain kesini?”
“Aku cuman mau minta maaf, dan mau ngasih ini..” Nabilah pun memberikan ku sebuah amplop.
“Apa ini bil?”
“Buka aja ri..”
Lalu, ku buka amplop itu. Di dalam nya ada sebuah undangan pernikahan.
“Ini.. Ini apa bil?”
“Minggu depan aku mau nikah sama Rico..”
“Akhirnya kamu nemuin orang yang kamu cari selama ini bil..Selamat ya, aku harap kamu bahagia sama dia “
“Iya ri, makasih ya... Goodbye”
Akhirnya Nabilah pergi.. Benar-benar pergi dari kehidupnku.. Aku merasa Setengah lega, dan setengah sakit. Tetapi aku menerimanya, demi kebaikannya. Keesokan harinya, Musim dingin telah lewat dan Musim semi telah tiba. Itu menandakan bahwa aku harus memulai lembaran baru dalam hidupku, dan melupakan semua yang terjadi di musim dingin. Terima kasih Nabilah sudah menemani ku di musim dingin ini. Sekarang aku akan mengejar tujuanku disini.

The End.
By: Al Ghifari Atila Lutfi (@ghifari_ari)