Hari itu.. Ketika
aku sedang menikmati pemandangan di taman kota, aku melihatnya bersama
seseorang yang membuatnya bahagia.. Terlihat dari binar matanya. Ya, itu memang
salahku.. Semuanya berawal dari sini:
“Hey!” sapaku
Kami pun ngobrol dengan asyiknya di temani dengan alunan musik dari penyanyi café dan secangkir cappucino pesananku, dan mochacinno pesanan Shania. Aku berusaha untuk mengenal nya lebih dekat dan sekaligus ingin menghiburnya.. Aku senang, aku bisa mengembalikan senyum di paras cantiknya..
Tiba-tiba, hujan turun dengan derasnya.. Aku berbicara dalam hati, “terima kasih tuhan, kau telah menahannya untuk beberapa saat disini”..
Hujan pun reda.. Tiba-tiba, Shania berkata..
Akhirnya sampailah kami ke rumahnya si Shania..
Ku catat nomor demi nomor yang keluar dari mulut indahnya, membuatku seketika terdiam melihat parasnya yang cantik.
“Ri, kamu ngeliatin siapa?”
Sesampainya di rumah, aku mandi, ganti baju, dan makan malam.. Aku sangat senang dengan apa yang terjadi ari ini.. Kupikir, Hari ini adalah salah satu hari terbaik dalam hidupku.. Bertemu seseorang yang begitu spesial walau hanya sebentar bertemu..
Semenjak hari itu, aku dan Shania sering jalan berdua, menghabiskan hari-hari bersama.. Dan hari itu tiba juga.. Aku mengajak Shania untuk bertemu di suatu Taman..
Sampai akhirnya ujian terlewati, dan aku telah lulus dengan nilai yang memuaskan.. Tapi..
Pas di hari ulang tahunnya, aku datang kerumahnya dengan menyamar sebagai badut di Pesta ulang tahunnya.. Ketika dia make a wish, dan memotong kue, aku terkejut.. Ternyata dia tidak memberikan potongan kue pertamanya untuk Orang tuanya, melainkan Alex.. Teman baikku sejak SMP. Saat itu aku kaget bercampur kecewa.. Kenapa teman baikku menusukku dari belakang.. Aku membuka samaran ku di hadapan Shania, dan dia terkejut.
Pas sampai rumah, aku langsung saja pergi ke kamarku.. Dan ku buka buku harian itu.. Dan ternyata itu buku harian Shania.
“Sabtu, 8 Juni 2011..
“Minggu, 4 Agustus 2011..
“Senin, 23 Maret 2013..
“Rabu, 28 April 2013..
“Sabtu, 27 Juni 2013..
Dan saat itu, aku hanya bisa terdiam.. Aku hancur.. Aku ga bisa lagi berbuat apa apa..
Dan akhirnya aku belajar untuk merelakannya.. Aku harap dia memberimu waktunya.. Aku harap dia bisa membahagiakanmu, Aku harap dia bisa menemani mu kemanapun.. Melakukan segala hal yang harusnya ku lakukan.. Ketika aku menjadi kekasihmu..
Suatu hari, ketika
aku berada di sebuah kafe, aku bertemu gadis itu.. Dia tampak sedang sedih
kulihat. Ku ajaklah dia berkenalan dan mencoba untuk mengembalikan senyum yang
ada di wajahnya.
“Hey!” sapaku
“Hey juga..” sambil mengelap air mata dari pipinya.
“Kamu ngga papa?”
“iya, aku ngga papa kok” katanya mencoba tegar.
“oiya, boleh kenalan ga? Nama kamu siapa? Aku Ari”
“boleh, aku Shania” sambil tersenyum. Walaupun sedikit,
tetapi terlihat sangat Indah..
“Oiya btw, Kamu
sendirian aja dari tadi? Ga sama temen atau pacar?”
“Aku sendirian aja disini. Biasanya kalo aku pengen nenangin
diri, aku pasti kesini..”
“oh begitu.. kamu ada masalah ya? Kalo mau aku bisa nampung
+ ngasih saran tentang masalah kamu itu..”
“iya nih, aku baru abis putus sama cowo aku.. Aku liat dia
jalan sama cewe lain di Mall, mesra banget Ri” dan lagi, air matanya menetes
satu persatu.
“Shan, udah jangan nangis lagi. Ngapain kamu ngebuang air
mata kamu buat orang yang ga penting kayak dia. Kamu tuh cantik Shan, pasti
dapet cowo yang lebih baik daripada dia..”
“Iya sih ri.. Thx ya, udah kasih support ke aku ri.. Btw,
kok kita bias ngobrol kaya gini ya, padahal aku orangnya agak susah ngobrol
sama orang yang baru di kenal.. hahaha”
matanya seketika hilang ketika tertawa.. Sangat indah..
“Hahhaha, mungkin gara-gara sakit hati kamu kali tuh” kataku
ngeledek.
“yeeeee.. mana ada kaya gitu.. hahaha.”
Kami pun ngobrol dengan asyiknya di temani dengan alunan musik dari penyanyi café dan secangkir cappucino pesananku, dan mochacinno pesanan Shania. Aku berusaha untuk mengenal nya lebih dekat dan sekaligus ingin menghiburnya.. Aku senang, aku bisa mengembalikan senyum di paras cantiknya..
Tiba-tiba, hujan turun dengan derasnya.. Aku berbicara dalam hati, “terima kasih tuhan, kau telah menahannya untuk beberapa saat disini”..
Hujan pun reda.. Tiba-tiba, Shania berkata..
“Ri, kamu kesini naik apa?”
“Aku? Sendiri sih
naik motor, kenapa? Mau ikut?”
“Iya nih. Mau naik taksi, takut kemalaman.. Boleh ya?”
“Gapapa nih? Pas! Kebetulan aku bawa Helm 2..”
“Yuk pulang, udah sore nih..”
“Yuk”
Kami menuju parkiran motor, dan kami berangkat..
Aku memperlambat laju kendaraan ku.. Aku tidak ingin
membuatnya celaka, karena keadaan jalan sangat licin bekas di guyur hujan
tadi.. Sekaligus, aku pengen bersamanya untuk beberapa saat lagi..
Shania memeluk badanku dari belakang, membuat ku merasa
sangat bahagia.. Aku fikir, Aku suka sama Shania..
“Shan, kamu ngga papa di anter cowo sampe kerumah?”
“Gapapa ri, santai aja.. Eh, itu rumahku udah deket..”
Akhirnya sampailah kami ke rumahnya si Shania..
“Mau mampir dulu ri?”
“Ga ah, ga enak Shan.. Lagian udah mau gelap juga.. Eh,
Shan..”
“Iya ri?”
“Boleh minta nomor HP kamu nggak?”
“Boleh! Catet ya”
Ku catat nomor demi nomor yang keluar dari mulut indahnya, membuatku seketika terdiam melihat parasnya yang cantik.
“Ri, kamu ngeliatin siapa?”
“Eh, ngga.. anu.. itu tadi sapi terbang”
“ngaco ah! Mana ada sapi terbang.. hahaha. Ngeliatin aku ya?
Ciyeee” Shania mengejekku..
“Eh, aku pulang dulu ya.. udah mau gelap nih..” kataku
sambil mengalihkan pembicaraan.
“hahahah.. eh, ri.. makasih ya” sambil tersenyum..
senyumannya buatku melayang
“iya Shan, sama-sama.. aku pamit dulu ya, salam buat bokap
sama nyokap..”
“Oke ri, hati-hati ya.. Bye”
“Bye”
Sesampainya di rumah, aku mandi, ganti baju, dan makan malam.. Aku sangat senang dengan apa yang terjadi ari ini.. Kupikir, Hari ini adalah salah satu hari terbaik dalam hidupku.. Bertemu seseorang yang begitu spesial walau hanya sebentar bertemu..
Semenjak hari itu, aku dan Shania sering jalan berdua, menghabiskan hari-hari bersama.. Dan hari itu tiba juga.. Aku mengajak Shania untuk bertemu di suatu Taman..
“Halo?”
“Halo Ari!”
“Eh, Shan.. Besok ketemuan yuk! Di taman biasa, jam 3 Sore
ya!”
“Oke deh ri, sampai ketemu disana ya!”
“Oke Shan..”
Keesokan harinya, sebelum pergi ke taman, aku menyempatkan
untuk membeli setangkai bunga mawar merah.. Aku harap, dia tidak melihat dari
berapa harga bunga itu.. Tetapi dari ketulusanku..
Setibanya di taman, Shania sudah berada disana..
“Hey Shan! Sorry telat hehehe.. Udah lama ya?”
“Ga papa ri, Baru aja aku nyampe juga”
“Shan, kita duduk disitu yuk.. aku mau ngomong sesuatu..”
“Kamu mau ngomong apa ri?”
“Sebenernya, dari pertama kita ketemu aku udah suka sama
kamu.. Seiring berjalannya waktu, rasa suka itu berubah menjadi cinta.. Shania,
kamu mau ngga jadi pacar aku?” Sambil berlutut, dan memberikan setangkai bunga
mawar merah.
“Iya ri, aku mau..”
Ku peluk Shania, dan kami menghabiskan sore itu berdua di
taman.. Hari demi hari tlah kami lalui.. Kami telah berpacaran selama 2 tahun.
Kami pun semakin dekat dan bahagia..
Sampai suatu saat, ketika ku akan menghadapi ujian kelulusan
SMA..
Akhir-akhir itu, aku terlalu sibuk untuk belajar, dan jarang
sekali memberikan Shania kabar.. Shania
sering me-sms aku, untuk mengingatkan agar tak lupa belajar, tak lupa
makan, dan tak pernah dia lupa untuk
memberiku semangat..
Sampai akhirnya ujian terlewati, dan aku telah lulus dengan nilai yang memuaskan.. Tapi..
Keadaan sekarang terbalik.. Shania sekarang berubah, dia
jarang sekali membalas SMS ku, telpon ku jarang di angkat.. Aku tau dia pasti
marah dan kecewa sekali padaku.. Jadi, aku rencananya akan memberikan sebuah
surprise ke Shania karena dia sebentar lagi berulang tahun dan meminta maaf
kepadanya.
Pas di hari ulang tahunnya, aku datang kerumahnya dengan menyamar sebagai badut di Pesta ulang tahunnya.. Ketika dia make a wish, dan memotong kue, aku terkejut.. Ternyata dia tidak memberikan potongan kue pertamanya untuk Orang tuanya, melainkan Alex.. Teman baikku sejak SMP. Saat itu aku kaget bercampur kecewa.. Kenapa teman baikku menusukku dari belakang.. Aku membuka samaran ku di hadapan Shania, dan dia terkejut.
“Kenapa kamu ngelakuin semua ini Shan?kenapaa?”
“Ini semua sebenarnya bukan kehendakku, tetapi ini semua
karena kamu Ri! Aku selalu menunggu balasan SMS dari kamu, menelpon kamu, tapi
kamu ga pernah ngebales itu semua.. Di saat aku terpuruk, hanya Alex lah yang
selalu ada buat aku.. Aku minta maaf ri, Kita putus aja..”
“Lu lex, tega ya lu ngelakuin ini semua ke gua.. Temen macam
apa lu!”
Lalu, Shania dan Alex pun pergi meninggalkan ku.. Sahabat
nya si Shania, Putri memberiku sebuah buku harian .. Dan aku pun bingung, apa
maksudnya.
Pas sampai rumah, aku langsung saja pergi ke kamarku.. Dan ku buka buku harian itu.. Dan ternyata itu buku harian Shania.
“Sabtu, 8 Juni 2011..
Aku bertemu seorang cowo, biasa aja sih.. Tapi ntah kenapa
aku suka sekali ngobrol sama dia.. Aku senang dia bisa membuatku tertawa.. Padahal, jarang ada
yang bisa membuatku tertawa di saat aku sedang sedih.. Mungkin aku suka sama
dia.. Hehehehe”
Aku tersenyum haru melihat apa yang di tulisnya..
“Minggu, 4 Agustus 2011..
Ari nembak aku.. Aku senang sekali. Akhirnya dia menyatakan
perasaannya kepadaku juga.. Aku sangat menunggu saat saat seperti ini. Aku
harap, hubunganku dengan Ari, bisa bberjalan dengan lancar dan awet”
“Senin, 23 Maret 2013..
Ari sekarang berubah, dia jarang membalas sms ku, telpon ku,
ataupun hanya sekedar memberiku kabar.. Aku sangat khawatir, tetapi aku
ngerti.. Dia sebentar lagi menghadapi ujian nasional.. Jadi, aku bakal
nyemangatin dia setiap hari!”
“Rabu, 28 April 2013..
Aku sudah tak tahan lagi dengan keadaan ini.. Aku sudah
capek kayak gini terus.. Aku seih, aku terpuruk.. Untung ada Alex.. Dia selalu
memberikan perhatiannya ke aku. Memberiku semangat..”
Dadaku tiba tiba sesak, karena terkejut melihat apa yg di
tulis Shania.. Aku membuka ke lembaran berikutnya..
“Sabtu, 27 Juni 2013..
Tepat tengah malam, Alex memberikan ku surprise dan
menyatakan perasaannya kepadaku.. Aku sangat terkejut sekaligus bahagia.. Aku
terima lah si Alex.. Tetapi aku terfikir kepada Ari, sebenarnya aku sayang
banget sama dia.. Tapi apa dia masih sayang aku juga? Entahlah.. Aku kira ngga,
karena dia akhir-akhir ini sangat cuek kepadaku.. I’m sorry dear..”
Dan saat itu, aku hanya bisa terdiam.. Aku hancur.. Aku ga bisa lagi berbuat apa apa..
Aku sadar, itu semua salahku.. Aku bodoh.. Kenapa aku
menyia-nyiakan Shania..
Aku sangat menyesal..
Aku sangat menyesal..
Dan akhirnya aku belajar untuk merelakannya.. Aku harap dia memberimu waktunya.. Aku harap dia bisa membahagiakanmu, Aku harap dia bisa menemani mu kemanapun.. Melakukan segala hal yang harusnya ku lakukan.. Ketika aku menjadi kekasihmu..
Tamat